A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP di Bandar Lampung Pilih Putus Sekolah - Ntvnews.id

Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP di Bandar Lampung Pilih Putus Sekolah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2025, 09:11
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP di Bandar Lampung Pilih Putus Sekolah Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP di Bandar Lampung Pilih Putus Sekolah (Instagram)

Ntvnews.id, Lampung - Gina Dwi Sartika, siswi berusia 16 tahun yang pernah duduk di bangku kelas 8 SMP Negeri 13 Bandar Lampung, memilih untuk berhenti sekolah. Keputusan itu bukan karena malas belajar, melainkan karena tekanan batin akibat ejekan teman-temannya yang merundung latar belakang keluarganya sebagai pemulung.

Gina kini tinggal bersama ibunya, Misna Megawati, di Desa Kurungan Nyawa, Kecamatan Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Kondisi ekonomi keluarga mereka serba terbatas. Misna, seorang janda dengan enam anak, mengais rezeki dari barang-barang bekas untuk menyambung hidup.

"Saya ingin nyekolahin anak supaya jadi orang. Jangan kayak emaknya, sekolah cuma bisa sampe kelas 4 SD," ujar Misna sambil menahan tangis, dilansir dari video beredar pada Kamis, 23 Oktober 2025.

Gina mengaku berhenti sekolah pada 2023 lalu, ketika masih duduk di kelas 8. Sejak saat itu, ia memilih membantu sang ibu memulung. Setiap hari, Gina ikut mengumpulkan botol plastik dan barang bekas lainnya untuk dijual demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Meski kini tak lagi bersekolah, semangat Gina untuk belajar belum sepenuhnya padam. Ia masih menyimpan cita-cita sederhana namun bermakna.

Baca Juga: Unud Beri Sanksi Tegas untuk Mahasiswa Pelaku Bullying Usai Kematian Rekan Kampus

"Iya mau kalau sekolah lagi," ucap Gina pelan.

Dalam hati kecilnya, ia masih bermimpi menjadi seorang perawat, profesi yang baginya berarti bisa menolong orang lain. Namun, rasa malu dan minder kerap menghantui Gina. Ia bercerita, alasan utama berhenti sekolah adalah ejekan dari teman-temannya yang menertawakan pekerjaan ibunya sebagai pemulung.

Ibu Gina pun hanya bisa pasrah melihat kenyataan itu. Meski hidup dalam kesulitan, ia tetap berharap anak-anaknya bisa mengubah nasib keluarga mereka.

"Kalau bisa anakanya jadi, bisa angkat nama orang tua. Jangan kayak emaknya," tutur Misna sambil kembali meneteskan air mata.

Kehidupan Misna dan Gina jauh dari layak. Mereka menempati rumah kontrakan berdinding bata merah tanpa plester, dengan atap yang sering bocor ketika hujan turun. Kebutuhan sehari-hari pun kerap tak terpenuhi.

Baca Juga: Kejam! Ini Chat Bully Timothy Anugerah Setelah Bunuh Diri di Kampus Unud

"Ini mau makan saja susah, kadang dua atau tiga hari enggak makan. Dapat sebulan paling 600 ribu buat bayar sewa rumah, sisanya beli beras," kata Misna lirih.

Meski begitu, Misna masih menyimpan harapan agar anaknya dapat kembali ke sekolah. Ia tak ingin kemiskinan dan stigma sosial menjadi penghalang masa depan Gina.

Sementara itu, pihak sekolah menegaskan bahwa keputusan berhenti sekolah datang dari Gina sendiri. Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung, Amaroh, menyampaikan bahwa pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan Gina.

“Entah mengapa dia merasa mau pindah, saya sempat ngomong, Gina kalau kamu pindah nanti ada biaya lagi, sabar tunggu sampai lulus,” ujar Amaroh.

Amaroh menambahkan, para guru sempat berusaha menahan Gina agar tetap melanjutkan pendidikan, bahkan menawarkan jalur alternatif. Ia pun berharap Gina bisa kembali belajar melalui Program Kesetaraan agar tetap memiliki masa depan yang cerah.

“Tidak ada pembulian dan tidak ada yang mengeluarkan,” tegasnya.

x|close