Warga Cianjur Jual Domba demi KTP dan KK, Dedi Mulyadi Sebut Ini Dosa Besar Pemimpin

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Nov 2025, 09:54
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Dedi Mulyadi Temui Warga Cianjur Dedi Mulyadi Temui Warga Cianjur (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah kisah mengharukan kembali menggugah hati publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membagikan pertemuannya dengan seorang ibu di Kabupaten Cianjur yang terpaksa menjual seekor dombanya hanya untuk biaya perjalanan membuat KTP dan KK. 

Momen tersebut terekam dalam video yang diunggah Dedi di media sosialnya dan segera viral karena menyentuh nurani banyak orang. Dalam tayangan itu, Dedi terlihat berbicara lembut kepada sang ibu yang tampak sederhana dan penuh kesabaran. 

Dengan suara lirih, perempuan tersebut menjelaskan bahwa ia harus menjual domba milik bagi hasil karena ongkos menuju tempat pembuatan KTP di Kecamatan Naringgul, Cianjur, mencapai sekitar Rp400 ribu, sementara ia tidak memiliki uang sebanyak itu.

Baca Juga: Gubernur Dedi Mulyadi Larang Keras Pengaspalan Jalan Saat Malam Hari

“Iya menjual domba itu untuk membuat KTP dan KK, buat ongkos,” ucap sang ibu.

“Waktu sewa mobil itu berapa ya, Rp400 ribu kali. Ya harus sewa mobil rame-rame,” tambahnya.

Mendengar kisah tersebut, Dedi Mulyadi tampak terdiam sejenak. Dengan nada penuh refleksi, ia kemudian menyampaikan kalimat yang menyentuh banyak hati.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung, Rabu, 20 Oktober 2025. ANTARA/Ricky Prayoga. <b>(Antara)</b> Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung, Rabu, 20 Oktober 2025. ANTARA/Ricky Prayoga. (Antara)

“Ironi di sebuah sudut negeri, demi membuat KTP harus menjual domba. Kecil terdengar, tapi ini dosa besar bagi pemimpin, termasuk saya,” ujar Dedi dengan nada rendah dan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Dedi Mulyadi: Kebijakan Tidak Naikkan Cukai Rokok dan HJE Tahun Depan Sudah Tepat

Unggahan itu langsung menjadi bahan perbincangan luas di media sosial. Banyak warganet menilai, kisah ibu tersebut bukan sekadar potret kemiskinan, melainkan cermin dari masih jauhnya akses pelayanan publik dan keadilan sosial bagi masyarakat di pelosok negeri.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di tengah gencarnya program digitalisasi dan pelayanan publik berbasis teknologi, masih ada warga yang harus berjuang keras hanya untuk mendapatkan hak administratif dasar seperti KTP.

Di balik kisah tentang seekor domba yang dijual, tersimpan pesan moral yang dalam, bahwa selembar KTP tak seharusnya menuntut harga seekor domba, dan empati harus menjadi dasar dari setiap kebijakan publik.

x|close