"Ini adalah peluang emas yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membawa lembaga ini lebih maju, profesional, dan inovatif. Tidak mungkin amil dapat melayani muzakki dan mustahik hanya dengan cara konvensional, perlu ada bantuan dari kehadiran teknologi," jelasnya.
Dia mengatakan, BAZNAS RI terus berupaya mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi. Mulai dari platform digital untuk memudahkan donasi zakat, hingga penggunaan big data dan artificial intelligence dalam menganalisis kebutuhan mustahik serta efektivitas program-program pemberdayaan.
"Hal ini diharapkan akan membuat pengelolaan zakat menjadi lebih tepat sasaran, efisien, dan transparan," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Nadratuzzaman juga mengungkapkan, BAZNAS RI telah menyiapkan lima aplikasi nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah pada 2025.
Lima aplikasi tersebut antara lain, Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA) dan Simbalite, Menara Masjid, serta Kantor Digital. Sementara SIMBA-UPZ dan Cinta Zakat dalam proses pengembangan.
"Saya mengajak seluruh jajaran BAZNAS di berbagai tingkatan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan," tegasnya.
Meski demikian, lanjutnya, teknologi hanyalah alat. Kesuksesan BAZNAS RI dalam mengoptimalkan pengelolaan zakat tetap bergantung pada komitmen dan integritas bersama. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi antara BAZNAS pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus terus diperkuat.