Perang di Jalur Gaza telah menghentikan langkah-langkah awal menuju perjanjian yang dijuluki "kesepakatan besar," di mana Saudi akan mengakui Israel sebagai imbalan atas perjanjian pertahanan dan bantuan program sipil nuklir dari AS.
Baca Juga: Momen Pak Muh Ngomel Pakai Bahasa Arab ke Wasit di Laga Bahrain vs Timnas Indonesia
Pada awal September lalu, Blinken menyatakan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza merupakan "prasyarat penting" untuk mewujudkan normalisasi antara Riyadh dan Tel Aviv. Namun, upaya AS untuk mengakhiri perang Gaza dan mengurangi dampak regional selalu gagal.
Selain gencatan senjata, pembentukan negara Palestina juga menjadi hal yang terus ditekankan oleh Saudi dalam pembicaraan normalisasi dengan AS.
Dalam beberapa waktu terakhir, otoritas Saudi menegaskan bahwa setiap perjanjian potensial harus mencakup jalur yang tidak dapat diubah dan tidak dapat dibatalkan menuju pembentukan negara Palestina.
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), menegaskan pada bulan September bahwa Riyadh tidak akan menjalin hubungan dengan Israel hingga negara Palestina terbentuk.