"Dokter itu menganalisa penyakit, kalian yang menentukan obatnya," imbuh Rudyono.
Atas itu, ia meminta kepada perguruan tinggi untuk terus mengembangkan keilmuan farmasi. Salah satu caranya dengan menghadirkan komputer-komputer baru, guna mendukung digitalisasi saat praktik. Hal ini dilakukan, juga sebagai upaya memajukan dunia farmasi Indonesia.
"Jenis kimia apa pun bisa kita dapatkan untuk kita racik secara digital dan hasil lebih akurat, apa fungsi dari racikan tersebut," kata Rudy.
"Kita tidak boleh tertinggal lagi dari negara tetangga kita. Terutama Malaysia, yang dulu belajar dari kita," imbuhnya.
Rektor UTA '45 Jakarta, Rajes Khana menambahkan, dirinya meminta agar para apoteker yang telah dilantik dan disumpah, agar tak mengkhianati profesi.
"Jaga itu dengan baik-baik. Pegang itu dengan baik-baik. Laksanakan itu dengan penuh tanggung jawab. Kalau kamu sendiri sudah berkhianat terhadap profesimu, terus siapa yang kami akan harapkan," ujar Rajes.
Ia juga meminta mereka bekerja secara profesional. Layani seluruh pihak dengan baik, tanpa memandang suku, ras, agama dan antar golongan (SARA). Dengan menjalankan seluruh pesan itu, Rajes yakin mereka akan mendapatkan rezeki dengan sendirinya.