Ketua tim ekspedisi, Ridwan Alimuddin, menjelaskan bahwa dua perahu sandeq yang digunakan dalam ekspedisi ini berusia sekitar 40 tahun. Meskipun demikian, kedua perahu telah dipersiapkan selama satu bulan untuk memastikan mereka layak melintasi jalur sepanjang 3.000 kilometer.
Ridwan mengungkapkan bahwa pelayaran ini tidak hanya untuk memperkenalkan budaya Mandar dan Bajau, tetapi juga sebagai upaya mendokumentasikan tradisi maritim yang penting untuk masa depan.
Tim ekspedisi akan singgah di beberapa pulau kecil di Sulawesi untuk mendokumentasikan tradisi lisan, memetakan hubungan historis antar suku, dan mengidentifikasi benda-benda pusaka yang terkait budaya laut.
Ridwan menyatakan harapannya agar perjalanan ini berjalan lancar meskipun memasuki musim barat. Dengan semangat dan persiapan yang matang, dia yakin misi ini bisa sukses.
Ekspedisi Bajau Sulawesi menjadi momen penting untuk memperkenalkan budaya maritim Mandar ke dunia internasional, dengan harapan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat tradisi maritim dunia dan mendapatkan pengakuan UNESCO.