Pada 1950-an, istilah Black Friday muncul kembali di Philadelphia. Pada hari setelah Thanksgiving, kota ini dipenuhi oleh kerumunan pembeli dan wisatawan yang datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Army-Navy.
Keramaian ini menimbulkan kekacauan di jalanan dan toko-toko, memaksa polisi untuk bekerja ekstra keras. Sejak saat itu, hari tersebut mulai dikenal sebagai Black Friday karena tekanan yang dihadapi oleh petugas keamanan.
Istilah ini kemudian berkembang dalam dunia ritel, dengan Black Friday digunakan untuk menggambarkan hari di mana penjualan besar-besaran setelah Thanksgiving membantu toko-toko mencatat keuntungan (yang sebelumnya merugi atau "merah" dalam pembukuan berubah menjadi untung atau "hitam"). Seiring berjalannya waktu, Black Friday berkembang menjadi tradisi belanja yang dirayakan secara luas.