A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Prabowo Ungkap Arah Pemikiran Ekonominya Dipengaruhi Pemikiran Sumitro Djojohadikusumo - Ntvnews.id

Prabowo Ungkap Arah Pemikiran Ekonominya Dipengaruhi Pemikiran Sumitro Djojohadikusumo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 21:27
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Pemimpin Utama Grup Forbes, Steve Forbes (kanan) berdialog dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2025. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden. Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Pemimpin Utama Grup Forbes, Steve Forbes (kanan) berdialog dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2025. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa arah pemikiran ekonominya banyak terinspirasi oleh sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo, yang dikenal sebagai salah satu begawan ekonomi Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu malam.

Dalam sesi dialog bertajuk “A Meeting of Minds” bersama Pimpinan Utama Forbes, Steve Forbes, Presiden Prabowo bercerita bahwa pandangan ekonominya berakar dari pemikiran keluarganya — mulai dari kakeknya Margono Djojohadikusumo hingga ayahnya, Sumitro — yang dibentuk oleh semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

“Ayah saya bersekolah di Belanda, dan lulus di sana dengan gelar (sarjana) ekonomi, ini sekitar tahun 1940-an, dan kita (di Indonesia) saat itu ada pada masa perjuangan untuk merdeka. Saat itu, jujur saja, sebagian besar pemimpin negara-negara Asia dan Afrika, para elite, merupakan penganut sosialis, karena saat itu, Sosialisme, faktanya bahkan Marxisme, Komunisme, merupakan gerakan yang menentang kolonialisme, dan imperialisme. Saya pikir itu juga yang membuat banyak gerakan pemuda di Asia dan Afrika sayap kiri, Sosialis, Komunis. Ayah saya pun seorang Sosialis pada masa mudanya, dia memimpin Partai Sosialis Indonesia,” kata Presiden Prabowo.

Prabowo menuturkan bahwa pemikiran ekonomi sang ayah, yang pada awalnya berpijak pada ideologi Sosialisme, kemudian berkembang setelah Sumitro bertugas ke New York untuk mewakili Indonesia di markas PBB, Amerika Serikat. Di sana, Sumitro berinteraksi dan menjalin hubungan dengan sejumlah tokoh penting dan pengusaha Amerika yang menganut sistem Kapitalisme.

“Amerika saat itu ada di garda terdepan untuk memaksa negara-negara kolonialis untuk de-kolonisasi. Saya pikir, ayah saya itu, dan dia mendapat banyak bantuan dari banyak pemimpin-pemimpin usaha di AS,” sambung Presiden Prabowo.

Baca Juga: Purbaya: Ekonomi Global Mulai Membaik Meski Ketidakpastian Masih Tinggi

Ia juga mengungkapkan bahwa ayahnya kemudian menjalin persahabatan dengan beberapa pebisnis besar Amerika yang turut mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari pengalaman itu, Sumitro menjadi lebih terbuka dan memiliki pandangan ekonomi yang lebih seimbang.

“Ketika dia (Sumitro) kembali ke tanah air, (pemikiran) dia menjadi lebih seimbang, tentunya arah pemikirannya berkiblat pada Sosialisme, tetapi dia memahami ada poin penting dari Kapitalisme dan Pasar Bebas. Saat itu, saya masih muda, saya bertanya kepada ayah saya: Apa sistem ekonomi terbaik menurutmu? Dia jawab: Sebenarnya, sistem ekonomi terbaik untuk kita, Indonesia, merupakan sistem ekonomi campuran, kita harus mengambil yang terbaik dari Sosialisme, dan yang terbaik dari Kapitalisme,” ujar Presiden Prabowo.

Di hadapan sekitar 400 peserta konferensi, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa dirinya sependapat dengan pandangan sang ayah. Menurutnya, di era modern seperti sekarang, sulit bagi suatu negara untuk hanya mengandalkan satu sistem ekonomi secara mutlak.

“Kita harus, menurut saya, kita harus mencari sistem terbaik yang bekerja untuk negara (kita masing-masing),” ujar Presiden Prabowo.

Dialog antara Presiden Prabowo dan Steve Forbes menjadi bagian utama dari Forbes Global CEO Conference 2025, yang diselenggarakan di Jakarta pada 14–15 Oktober.

Sebagai informasi, Forbes Global CEO Conference pertama kali diadakan pada tahun 2001 di Singapura dan digelar rutin setiap tahun di berbagai negara. Jakarta sendiri sebelumnya pernah menjadi tuan rumah Forbes CEO Global Forum pada tahun 2016.

Untuk tahun 2025, forum ini menghadirkan ratusan pemimpin perusahaan dan inovator dari berbagai sektor. Dari Indonesia, sejumlah tokoh yang turut hadir antara lain Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, CIO Danantara Pandu Sjahrir, Direktur Utama DCI Indonesia Otto Toto Sugiri, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani, Managing Director Tanoto Foundation Belinda Tanoto, Executive Director Salim Group Axton Salim, dan Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo. 

(Sumber: Antara)

x|close