Ntvnews.id, Jakarta -
Setahun setelah dilantik, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mulai menunjukkan hasil nyata dari janji mereka, yakni menjadikan Indonesia mandiri di bidang pangan, energi, dan sumber daya manusia (SDM). Sejumlah capaian di ketiga sektor tersebut menegaskan bahwa arah kebijakan pemerintah kini bergerak di jalur yang tepat — dari peningkatan produksi beras nasional hingga percepatan transisi energi bersih dan penguatan pendidikan vokasi.
Pada sektor pangan, hasil survei Litbang Kompas mencatat tingkat kepuasan publik terhadap program ketahanan pangan nasional mencapai 61,5 persen, dengan tingkat keyakinan terhadap kemampuan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan kesejahteraan petani mencapai 77 persen. Peneliti Litbang Kompas Agustina Purwanti mengatakan banyak hal nyata telah dilakukan Kementan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sejalan dengan itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Lilik Sutiarso menilai kebijakan Kementan selaras dengan tren positif menuju swasembada pangan. “Program optimalisasi lahan, perbaikan distribusi pangan, serta penyaluran beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) merupakan wujud nyata kebijakan yang berpihak pada petani dan masyarakat,” ujarnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, pemerintah fokus pada langkah-langkah strategis seperti pembentukan Satgas Penderasan Informasi, peningkatan serapan gabah, dan perbaikan sistem distribusi pupuk. “Capaian serapan Gabah Kering Penggilingan (GKP) tahun ini mencapai 65 juta ton dan terus meningkat setiap tahun. Kami optimistis Indonesia segera mencapai swasembada beras pada 2025,” katanya.
Optimisme itu juga ditopang data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan produksi beras nasional hingga November 2025 mencapai 33,1 juta ton dan diperkirakan menembus 34 juta ton pada akhir tahun, naik 13,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Presiden Prabowo Subianto sendiri menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan target swasembada pangan nasional segera tercapai, khususnya dalam komoditas beras.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai, arah kebijakan pangan ini menunjukkan konsistensi visi pemerintah. “Ketika di forum PBB Presiden Prabowo menyampaikan target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, itu menunjukkan bahwa Indonesia kini memiliki arah kebijakan yang jelas dan percaya diri,” ujarnya.
Sementara di sektor energi, pemerintah juga menunjukkan kemajuan nyata. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan dua capaian besar pada tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran, yakni peningkatan lifting minyak dan percepatan transisi energi. “Dari lifting yang hanya 580 ribu barel per hari, kini sudah mencapai 605 ribu barel. Sementara porsi energi baru terbarukan dalam bauran listrik nasional meningkat dari 11 persen menjadi 15,5 persen,” terangnya.
Baca Juga: Angga Raka Prabowo Diminta Presiden untuk Perkuat Komunikasi
Selain itu, pemerintah juga memperkuat tata kelola energi melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang kerja sama pengelolaan wilayah kerja migas. Kebijakan ini mendorong peningkatan produksi sekaligus memastikan keberlanjutan pengelolaan sumur minyak rakyat.
Dengan fondasi yang mulai terbentuk di tiga sektor strategis tersebut, publik melihat bahwa arah pemerintahan Prabowo–Gibran tidak hanya reaktif terhadap tantangan, tetapi juga visioner dalam membangun kemandirian nasional. Capaian setahun terakhir memperlihatkan kebijakan pemerintah sudah on the track—mengarahkan Indonesia menuju negara yang berdaulat pangan, mandiri energi, dan kuat dalam kualitas sumber daya manusianya.