A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Danantara Targetkan Kepemilikan Saham Minimal 30 Persen di Setiap Proyek WTE - Ntvnews.id

Danantara Targetkan Kepemilikan Saham Minimal 30 Persen di Setiap Proyek WTE

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Nov 2025, 22:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menjawab pertanyaan media dalam Media Coffee Session​​​​​​​ di Jakarta, Senin 3 November 2025. (ANTARA/Rizka Khaerunnisa) Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menjawab pertanyaan media dalam Media Coffee Session​​​​​​​ di Jakarta, Senin 3 November 2025. (ANTARA/Rizka Khaerunnisa) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menetapkan rencana untuk memiliki sedikitnya 30 persen saham di setiap proyek Waste to Energy (WTE) atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) melalui skema kemitraan dengan berbagai pihak strategis.

Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menjelaskan bahwa proporsi kepemilikan saham pada setiap proyek WTE bisa berbeda-beda, tergantung hasil negosiasi dengan mitra serta karakteristik ekonomi masing-masing proyek.

“Kita open, misalnya nanti technical partner yang punya saham lebih. Kita bilangnya, kalau bisa kita setidaknya 30 persen (porsi kepemilikan). Tapi kita happy to take 51 persen atau lebih,” ujar Pandu dalam acara Media Coffee Session di Jakarta, Senin, 3 November 2025.

Pandu menambahkan, porsi minimal tersebut mencerminkan posisi Danantara sebagai investor strategis, namun tetap memberi ruang besar bagi keterlibatan sektor swasta.

“Kami ingin crowding in private sector. Ini penting. Untuk proyek tertentu, kita bisa mayoritas. Untuk proyek lainnya (PSEL di kota tertentu), bisa saja yang mayoritas private sector. Tidak apa-apa. Kami ingin private sector ikut bantu masuk ke sini,” jelasnya.

Dari segi pendanaan, Pandu mengatakan sebagian besar proyek WTE akan menggunakan skema project financing dengan komposisi pembiayaan sekitar 70 persen utang (debt) dan 30 persen ekuitas.

“Banyak sekali dari luar negeri (bank asing), banyak juga bank-bank dalam negeri, di luar Himbara, yang sangat tertarik. Kita akan mencari mana yang terbaik untuk setiap proyek yang ada,” ujarnya.

Baca Juga: Danantara soal WNA di Direksi BUMN: Mereka Profesional, Tak Ngurus Negara

Sebagian dana ekuitas, lanjut Pandu, akan bersumber dari penerbitan Patriot Bond, instrumen investasi yang dirancang Danantara untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional, termasuk proyek WTE.

“Kita akan menggunakan dana dari Patriot Bond, sebagiannya buat ini (proyek WTE),” kata Pandu.

Ia menilai tingginya minat perbankan dan investor terhadap proyek ini menunjukkan besarnya potensi dalam pembentukan modal (capital formation). Keterlibatan bank nasional maupun asing menjadi bukti bahwa proyek WTE tidak hanya menarik secara komersial tetapi juga memberi manfaat ekonomi yang signifikan.

Menurut Pandu, proyek-proyek WTE diharapkan mampu memberikan tingkat pengembalian (Internal Rate of Return/IRR) di kisaran high single digit dalam denominasi dolar AS.

“Setiap investasi yang dilakukan Danantara harus memenuhi dua mandat utama, yakni menghasilkan imbal hasil komersial yang layak serta memberikan dampak sosial dan lingkungan yang signifikan,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya efisiensi waktu dan biaya dalam pelaksanaan proyek PSEL. Penyelesaian proyek yang tepat waktu dan sesuai anggaran menjadi kunci menjaga profitabilitas investasi.

Struktur kemitraan dengan sektor swasta diharapkan dapat mendukung efisiensi tersebut, mengingat para mitra memiliki kepentingan langsung untuk menekan biaya serta mempercepat penyelesaian proyek.

Baca Juga: Danantara Benahi 43 BUMN, Termasuk Krakatau Steel dan Semen Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Investment Danantara Indonesia Stefanus Ade mengungkapkan bahwa selama tahap konstruksi, proyek-proyek WTE berpotensi menyerap 2.000 hingga 3.000 tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

“Tenaga kerja langsung mencakup staf yang berada di lokasi pembangunan, sementara yang tidak langsung melibatkan pihak-pihak yang menyediakan material, logistik, dan layanan pendukung lainnya,” jelas Stefanus.

Satu fasilitas PSEL, lanjutnya, akan memiliki kapasitas pengolahan sampah 1.000 ton per hari dengan nilai investasi mencapai Rp2,5 triliun hingga Rp3,2 triliun.

“Ketika itu (PSEL) sudah berjalan, tentu saja akan turun (jumlah tenaga kerja). Tapi tetap ratusan orang, baik langsung-tidak langsung, akan terlibat dalam pelaksanaan ini sampai 30 tahun ke depan,” kata Stefanus.

(Sumber: Antara)

x|close