A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

IMDI 2025 Naik Jadi 44,53, Bukti Indonesia Makin Cakap Digital - Ntvnews.id

IMDI 2025 Naik Jadi 44,53, Bukti Indonesia Makin Cakap Digital

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 22:05
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI), Meutya Hafid, dalam acara peluncuran laporan IMDI 2025 di Ganara Art Space fX Sudirman, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025. Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI), Meutya Hafid, dalam acara peluncuran laporan IMDI 2025 di Ganara Art Space fX Sudirman, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025. (Komdigi)

Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) tahun 2025 mencatatkan peningkatan signifikan dengan skor mencapai 44,53, naik 1,19 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini menjadi bukti nyata percepatan transformasi digital di Tanah Air sekaligus menandai semakin tingginya kecakapan masyarakat Indonesia dalam mengadopsi teknologi digital.

Pengumuman hasil tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI) Meutya Hafid dalam acara peluncuran laporan IMDI 2025 di Ganara Art Space fX Sudirman, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025. Acara tersebut turut dihadiri oleh sekitar 450 pemangku kepentingan kunci dari berbagai sektor.

”Angka itu bukan sekadar statistik tetapi merupakan bukti nyata bahwa Indonesia bergerak menuju visi besar pemerintah digital 2045,” kata Menkomdigi.

Meutya menegaskan bahwa IMDI kini telah berperan lebih luas dari sekadar instrumen evaluasi. “IMDI bukan hanya menjadi alat evaluasi, namun jadi kompas kebijakan dalam memandu pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun program,” tegasnya.

Ia menjelaskan, pemanfaatan IMDI sebagai acuan strategis sangat penting untuk memastikan perumusan kebijakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tepat sasaran. Menurutnya, indeks ini membantu pemerintah merancang program penguatan keterampilan digital nasional yang berbasis data akurat.

IMDI disusun berdasarkan empat pilar utama, yakni Infrastruktur dan Ekosistem, Keterampilan Digital, Pemberdayaan, serta Pekerjaan. Pengukuran dilakukan setiap tahun sejak 2022 dengan mengacu pada G20 Toolkit for Measuring Digital Skill and Digital Literacy, hasil dari capaian forum Digital Economy Working Group (DEWG) saat Presidensi G20 Indonesia 2022.

Untuk edisi 2025, survei dilakukan pada Juli–Agustus dengan melibatkan lebih dari 18 ribu responden individu dan 11 ribu responden industri. Tahun ini, IMDI juga mengintegrasikan indikator Indeks Literasi Digital (ILD), sehingga memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan mutakhir hingga tingkat kabupaten/kota.

Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2022, IMDI telah mengukur kondisi masyarakat digital di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Cakupan luas ini memungkinkan pemetaan komprehensif mengenai perkembangan literasi digital di seluruh Indonesia.

Pada 2022, skor IMDI nasional tercatat sebesar 37,80 dan menunjukkan tren positif setiap tahunnya. Di tahun 2023, skor meningkat menjadi 43,18 berkat perluasan program literasi digital. Setahun kemudian, 2024, skor kembali naik ke 43,34, menandakan peningkatan berkelanjutan dalam kemampuan digital masyarakat.

Dalam acara peluncuran, Meutya didampingi oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi, Boni Pudjianto, juga menyerahkan penghargaan kepada pemerintah daerah dengan pencapaian IMDI tertinggi.

Untuk tingkat provinsi, DKI Jakarta meraih skor tertinggi secara nasional dengan 56,97, disusul oleh Bangka Belitung (52,15) dan Jawa Barat (52,05). Di tingkat kabupaten/kota, Kota Bandung memimpin di wilayah barat, diikuti oleh Malang dan Jakarta Barat. Di wilayah tengah, Bontang, Hulu Sungai Tengah, dan Tarakan mencatatkan skor tertinggi, sedangkan di wilayah timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ternate, dan Kabupaten Sorong menempati posisi teratas.

Boni menjelaskan bahwa nilai nasional merupakan rata-rata dari nilai provinsi, yang bersumber dari rata-rata nilai kabupaten/kota. Ia juga memaparkan bahwa dari keempat pilar IMDI, Infrastruktur dan Ekosistem mencatat skor tertinggi (53,06), sementara Pilar Pemberdayaan masih menjadi yang terendah (34,42). Hal ini menunjukkan masih adanya ruang perbaikan dalam aspek pemberdayaan masyarakat digital.

Kehadiran IMDI disebut menjadi fondasi penting dalam perumusan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy), memastikan setiap langkah transformasi digital Indonesia berjalan searah dengan visi Indonesia Emas 2045.

x|close