Ntvnews.id, Jakarta - Lebaran selalu identik dengan berbagai hidangan khas seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue kering. Namun, di balik kelezatan makanan ini, terdapat berbagai mitos yang berkembang di masyarakat.
Beberapa di antaranya sudah dipercaya turun-temurun, sementara yang lain mungkin tidak sepenuhnya benar. Lalu, apa saja mitos dan fakta di balik makanan khas Lebaran? Simak ulasannya berikut ini, Jumat 28 Maret 2025.
Baca Juga : 20 Ucapan Selamat Idul Fitri yang Indah dan Berkesan untuk Dibagikan di Hari Raya
1. Mitos: Ketupat Hanya Sekadar Makanan Tradisional
Fakta: Ketupat memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam budaya Jawa, ketupat melambangkan kesucian dan pengampunan. Anyaman daun kelapa yang membungkus beras menggambarkan kesalahan manusia, sementara isinya yang putih setelah dimasak melambangkan hati yang kembali suci setelah Ramadan. Oleh karena itu, ketupat bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol permohonan maaf dan kebersamaan.
2. Mitos: Opor Ayam Asli dari Indonesia
Fakta: Opor ayam memang sangat populer di Indonesia, tetapi sebenarnya hidangan ini memiliki pengaruh dari masakan Timur Tengah dan India yang kaya akan penggunaan rempah-rempah dan santan. Meski begitu, masyarakat Indonesia telah mengadaptasi resep ini sehingga menjadi bagian dari tradisi kuliner khas Nusantara, khususnya saat Lebaran.
Baca Juga : Cara Efektif Menghilangkan Karang Gigi dan Mencegahnya Kembali
3. Mitos: Rendang Tidak Bisa Basi
Fakta: Rendang memang dikenal sebagai makanan yang tahan lama, tetapi bukan berarti tidak bisa basi. Proses memasak rendang yang lama, dengan bumbu rempah yang kaya, memang membuatnya lebih awet dibandingkan makanan lain. Namun, penyimpanan yang kurang tepat tetap bisa menyebabkan rendang mengalami pembusukan, terutama jika tidak disimpan di tempat yang kering atau terkena kontaminasi.
4. Mitos: Makan Kue Kering Tidak Bikin Gemuk
Fakta: Banyak orang berpikir bahwa kue kering tidak terlalu berpengaruh pada berat badan karena ukurannya kecil. Padahal, kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju mengandung banyak gula dan mentega yang tinggi kalori. Jika dikonsumsi berlebihan, tentu dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
5. Mitos: Santan Berbahaya untuk Kesehatan
Fakta: Santan sering dianggap buruk karena kandungan lemaknya. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, santan justru memiliki manfaat bagi tubuh, seperti meningkatkan energi dan membantu metabolisme. Masalah kesehatan biasanya muncul jika santan dikonsumsi secara berlebihan atau dikombinasikan dengan makanan berlemak tinggi lainnya.
Baca Juga : Jawaban Cerdas untuk Pertanyaan ‘Kapan Nikah?’ Saat Lebaran Tanpa Bikin Drama
6. Mitos: Hidangan Lebaran Selalu Tidak Sehat
Fakta: Tidak semua makanan Lebaran tidak sehat. Memang benar bahwa beberapa hidangan seperti opor dan rendang mengandung banyak lemak, tetapi jika dikonsumsi dalam porsi yang seimbang dan diimbangi dengan sayur-sayuran serta buah-buahan, makanan Lebaran tetap bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat.
7. Mitos: Kurma Harus Dikonsumsi dalam Jumlah Banyak Saat Lebaran
Fakta: Kurma memang kaya akan manfaat, seperti meningkatkan energi dan melancarkan pencernaan. Namun, konsumsi kurma sebaiknya tetap dalam jumlah yang wajar, karena kandungan gulanya cukup tinggi. Mengonsumsi 3-5 butir kurma per hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaatnya tanpa berlebihan.
Banyak mitos seputar makanan khas Lebaran yang beredar di masyarakat, tetapi tidak semuanya benar.
Memahami fakta di balik makanan ini dapat membantu kita menikmati hidangan Lebaran dengan lebih bijak dan sehat.
Kuncinya adalah mengonsumsi makanan secara seimbang dan tidak berlebihan agar tetap bisa menikmati suasana Lebaran tanpa khawatir dengan dampak negatif pada kesehatan.