Turis Tewas Usai Minum Teh Herbal dalam Ritual, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jun 2025, 09:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Teh hangat Ilustrasi Teh hangat

Ntvnews.id, Brasilia - Seorang turis asal Amerika Serikat, Aaron Wayne Castranova, meninggal dunia akibat reaksi parah setelah mengonsumsi teh herbal tradisional saat mengikuti ritual spiritual di hutan hujan Amazon, wilayah Loreto, Peru, yang berbatasan langsung dengan Brasil.

Menurut keterangan Narciso Lopez, ahli patologi forensik dari kejaksaan regional, Castranova mengalami kegagalan multi-organ berat sebagai dampak dari konsumsi ayahuasca—sejenis ramuan tradisional yang bersifat halusinogen dan umum digunakan dalam upacara adat masyarakat di wilayah Amazon dan Orinoco.

Dilansir dari The Mirror Senin, 9 Juni 2025, Castranova mengikuti sesi ritual di La Casa de Guillermo ICONA, sebuah lokasi retret spiritual yang berlokasi di komunitas adat Santa Maria de Ojeda. Tempat tersebut dikenal sebagai tujuan wisata rohani yang semakin diminati wisatawan mancanegara.

Selama ritual, peserta dibimbing oleh seorang dukun lokal dan diberikan ayahuasca, namun Castranova tidak mengungkapkan kepada penyelenggara bahwa ia tengah mengonsumsi antibiotik. Diduga interaksi antara obat tersebut dan kandungan dalam ayahuasca memicu reaksi tubuh yang mematikan.

Baca Juga: Viral Suporter Timnas Indonesia Lakukan Ritual Mandi Kembang di GBK

Lopez menekankan bahwa ayahuasca bisa berbahaya dan berpotensi menyebabkan kerusakan tubuh permanen hingga kematian. Teh ini biasanya terbuat dari campuran batang tanaman merambat dan tumbuhan lokal yang mengandung NN-dimethyltryptamine (DMT), zat psikoaktif kuat yang bisa memicu pengalaman halusinogen.

Dalam beberapa tahun terakhir, praktik minum ayahuasca dalam konteks penyembuhan dan pengalaman spiritual semakin populer di kalangan wisatawan yang mencari pengobatan alternatif atau terapi untuk kesehatan mental.

Namun, Pemerintah Inggris telah memberikan peringatan dalam panduan perjalanan ke Peru tentang bahaya konsumsi ayahuasca dan San Pedro yang sering ditawarkan dalam retret-retret spiritual. Pemerintah menyebutkan bahwa kedua ramuan tersebut biasanya mengandung DMT, zat halusinogen yang termasuk dalam daftar Kelas A di Inggris.

“Ramuan ini tidak ditangani oleh tenaga medis profesional, dan efeknya terhadap kondisi medis yang telah ada sebelumnya belum diketahui secara pasti. Beberapa orang mengalami sakit berat, bahkan meninggal setelah mengonsumsinya,” demikian isi peringatan tersebut.

Disebutkan pula bahwa lokasi retret umumnya berada di wilayah terpencil dengan akses terbatas ke layanan medis, serta telah ada laporan pelecehan seksual yang terjadi selama upacara berlangsung.

Baca Juga: Dukun Cabul di Pamekasan Perkosa Gadis di Pemakaman, Modusnya Ikut Rituall

Kematian Castranova bukan kasus pertama yang dilaporkan terkait konsumsi ayahuasca. Tahun lalu, Maureen Rainford (54), ibu tiga anak asal Romford, London Timur, juga meninggal dunia setelah mengonsumsi ayahuasca dalam retret di Amazon Bolivia. Ia mengikuti program spiritual senilai £800 (sekitar Rp17 juta) di Pisatahua Retreat, yang menawarkan ritual menggunakan ramuan ayahuasca dan San Pedro.

Putrinya, Rochel, mengisahkan bahwa ibunya mulai merasa tidak sehat usai minum teh tersebut. “Napas dan detak jantung ibu saya turun drastis,” ujarnya. Meskipun sempat dilakukan CPR, Maureen meninggal dalam waktu satu jam sebelum bantuan medis tiba.

Rochel juga mengungkapkan bahwa pihak retret sempat menyarankan agar jenazah ibunya dikremasi di Bolivia untuk mencegah pembusukan. Namun ia menolak karena khawatir proses itu akan menyembunyikan fakta sebenarnya.

Setelah menghubungi konsulat Inggris, jenazah Maureen berhasil dipulangkan dan hasil otopsi menunjukkan bahwa penyebab kematiannya adalah serangan jantung fatal.

x|close