Ntvnews.id
Dari total 173.028 calon mahasiswa yang lolos dalam SNBP 2025, sebanyak 150.547 diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Akademik (dengan tingkat kelulusan 97,02%), sementara 22.481 lainnya diterima di PTN Vokasi (dengan tingkat kelulusan 85,65%).
"Pertanyaannya kenapa enggak 100 persen (persentase diterima)? Artinya, ada program studi (prodi) yang menerima itu tidak sesuai dengan jumlah kuotanya. Artinya, tetap faktor seleksi juga berjalan dan dikedepankan di sini," kata Ketua Tim Penanggungjawab SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.
Eduart menjelaskan bahwa kuota minimum penerimaan mahasiswa untuk SNBP adalah 20 persen bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU), Satuan Kerja (Satker), dan PTN Badan Hukum (PTNBH).
Untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), kuota minimal ditetapkan sebesar 40 persen untuk PTN BLU dan Satker, serta 30 persen untuk PTNBH. Sementara itu, untuk jalur seleksi mandiri, kuota maksimum adalah 30 persen untuk PTN BLU dan Satker, dan hingga 50 persen untuk PTNBH.
Baca juga: Viral Siswa Gagal Daftar SNBP, DPR Bakal Panggil Mendiktisaintek
"Artinya ketika misalnya ada yang berubah di salah satu jalur, maka otomatis akan berkurang di jalur yang lain, karena kuota total itu tidak boleh berubah," jelas Eduart Wolok.
Eduart menanggapi kabar yang beredar tentang PTN yang memperbanyak kuota seleksi mandiri untuk mendapatkan keuntungan dari skema Uang Kuliah Tunggal (UKT). Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Dia juga memaparkan data penerimaan mahasiswa baru 2025, dengan kuota SNBP sebanyak 181.425, SNBT 259.564, dan seleksi mandiri 185.952, sehingga total penerimaan mencapai 626.941 mahasiswa.
"Ini perlu kami sampaikan ke teman-teman sekalian, bahwa sejatinya kuota (seleksi) mandiri itu jauh di bawah kuota SNBT, bahkan hanya beda sedikit dengan kuota SNBP. Sehingga kalau seperti kemarin-kemarin sempat muncul stigma PTN sengaja memperbesar kuota jalur mandiri terkait dengan biaya UKT-nya yang misalnya lebih tinggi, itu kan sebenarnya tidak relevan stigma tersebut," tegasnya.
"Karena bisa dilihat di sini, sama sekali kuota (seleksi) mandiri bukanlah merupakan kuota terbesar dari PTN, justru kuota terbesar itu ada di seleksi nasional," tutur Eduart Wolok.
(Sumber: Antara)