Ntvnews.id, Seoul - Mantan Pelaksana Tugas Presiden sekaligus Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duck Soo, secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada Jumat, 2 Mei 2025. Dalam pidato deklarasinya, Han berjanji akan segera memulai reformasi konstitusi setelah menjabat dan mengundurkan diri pada tahun ketiga masa kepresidenannya setelah proses tersebut rampung.
Pengumuman itu disampaikan Han dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Majelis Nasional di Seoul. Sehari sebelumnya, ia telah resmi melepaskan jabatannya sebagai pelaksana tugas presiden dan perdana menteri dalam pidato publik di Kompleks Pemerintah Seoul, yang langsung memicu spekulasi mengenai pencalonannya, dan kini telah dikonfirmasi.
Han dikenal sebagai figur senior dalam pemerintahan Korea Selatan, dengan pengalaman memegang berbagai jabatan strategis. Ia pernah menjabat sebagai menteri perdagangan pertama Korea, menteri ekonomi dan keuangan, perdana menteri, serta duta besar untuk Amerika Serikat.
Dalam pidato pencalonannya, Han mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya gejolak global dan domestik yang menurutnya memperumit situasi banyak negara. Ia menyebut bahwa perubahan drastis dalam dinamika perdagangan serta tatanan internasional membuat masa depan semakin sulit diprediksi.
"Bangsa kita juga tengah dilanda kegelisahan internal, di mana konflik dan perpecahan mengancam fondasi masyarakat kita," ujarnya dikutip dari laman Korea Times.
"Saya memutuskan untuk maju karena cinta pada tanah air dan rasa tanggung jawab terhadap masa depan bersama. Saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk meraih kepercayaan rakyat dalam pemilihan presiden ini," tambahnya.
Han memaparkan tiga pilar utama dari agenda kebijakannya: reformasi konstitusi yang segera, penanganan tantangan perdagangan, serta promosi pemerintahan yang inklusif. Ia berkomitmen akan membentuk komite kepresidenan untuk reformasi konstitusi pada hari pertama menjabat, dan langsung memulai diskusi jika terpilih.
"Saya akan menyusun rancangan amandemen di tahun pertama, menyelesaikan reformasi di tahun kedua, dan pada tahun ketiga, menyelenggarakan pemilu legislatif dan presiden di bawah konstitusi baru sebelum saya mengundurkan diri," tegasnya.
Baca Juga: 19 Perusahaan Korea Selatan Mau Tambah Investasi Rp30 Triliun di RI
Han menyatakan bahwa rincian dari reformasi tersebut akan dibentuk melalui konsultasi dengan Majelis Nasional serta partisipasi publik.
"Saya hanya akan mengusulkan prinsip-prinsip inti berupa sistem checks and balances serta desentralisasi," tambahnya.
Selain itu, ia juga berjanji akan menangani tantangan perdagangan yang mendesak di negaranya, dengan menekankan pengalaman panjangnya dalam urusan ekonomi dan diplomasi.
"Saya telah menghabiskan lebih banyak waktu dalam bidang ini dibanding siapa pun, memimpin banyak negosiasi perdagangan yang sukses dalam berbagai peran, dan saya yakin tak ada yang lebih siap dari saya untuk menangani hal ini," katanya.
Baca Juga: Indonesia dan Korea Selatan Sepakati Penguatan Kerja Sama Hilirisasi Industri
Han juga berkomitmen untuk mempromosikan persatuan nasional dan pemerintahan yang inklusif melalui kebijakan yang mendukung kelompok rentan.
"Saya akan membentuk kabinet yang berkinerja tinggi dengan menunjuk individu paling kompeten di berbagai bidang penting, mulai dari penciptaan lapangan kerja, perumahan, transportasi, layanan kesehatan, pengasuhan anak, hingga kesejahteraan lansia," ujarnya.
Sebagai langkah awal kampanyenya, Han berencana mengunjungi kawasan Donui-dong di Distrik Jongno, pusat kota Seoul, yang dikenal sebagai wilayah dengan kondisi ekonomi tertinggal. Ia sebelumnya pernah mengunjungi daerah tersebut pada akhir Juli 2022 untuk meninjau upaya pemerintah dalam menangani gelombang panas saat musim panas.