Rodrigo Duterte Terpilih Kembali sebagai Wali Kota Davao Meski Sedang Ditahan di Belanda

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Mei 2025, 13:06
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Eks Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. Eks Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. (Instagram)

Ntvnews.id, Davao - Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali terpilih sebagai wali kota Davao, kota yang menjadi basis kekuatan keluarganya, meskipun saat ini ia tengah mendekam di penjara ribuan kilometer jauhnya di Den Haag, Belanda, atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dengan lebih dari 60 persen suara yang telah dihitung, Duterte yang kini berusia 80 tahun unggul telak dengan selisih 405.000 suara, jauh meninggalkan pesaing terdekatnya yang hanya meraih 49.000 suara. Hasil ini berdasarkan data tidak resmi dari komisi pemilihan yang dipublikasikan oleh media lokal, dikutip dari laman The Guardian, Selasa, 13 Mei 2025.

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. <b>(Instagram)</b> Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Instagram)

Duterte ditangkap dan diterbangkan ke Den Haag pada bulan Maret terkait kebijakan "perang terhadap narkoba" yang kontroversial selama masa kepemimpinannya, yang menyebabkan ribuan orang tewas, banyak di antaranya adalah pemuda dari kawasan miskin yang ditembak mati di jalanan.

Meski kebijakan ini menuai kecaman internasional, Duterte tetap populer di kalangan masyarakat selama masa jabatannya berkat gaya bicara yang lugas dan citra sebagai pemimpin rakyat biasa.

Baca Juga: China Bantah Duterte Ajukan Suaka ke Hong Kong

Penangkapannya memicu gelombang simpati dan perlawanan dari para pendukungnya menjelang pemilu paruh waktu yang digelar Senin lalu. Pemilu ini berlangsung di tengah perseteruan sengit antara keluarga Duterte dan keluarga Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Pada ulang tahunnya yang ke-80 bulan Maret lalu, puluhan ribu pendukung Duterte berkumpul di Davao, menyalakan lilin, dan menyanyikan lagu untuknya. Aksi serupa juga digelar di sejumlah kota lain. Kampanye para pendukungnya banyak diwarnai seruan agar Duterte segera dikembalikan ke Filipina.

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. <b>(Instagram)</b> Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Instagram)

"Dia adalah presiden terbaik yang pernah kami miliki," kata Angel, seorang pegawai negeri berusia 47 tahun asal Kota Taguig.

"Dia adalah idola bagi orang seperti saya karena dia peduli pada kami dan tidak takut menghadapi masalah narkoba yang merajalela di jalanan," ujarnya.

Baca Juga: Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditahan di Pusat Penahanan Scheveningen

"Saya merasa sedih dan terluka karena dia ditangkap," tambahnya.

Angel meminta agar namanya disamarkan karena enggan menyampaikan pandangannya di lingkungan kerja, mengingat reputasi Duterte yang penuh kontroversi.

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte <b>(Antara)</b> Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Antara)

Belum jelas bagaimana Duterte akan mengambil sumpah jabatannya sebagai wali kota. Putrinya, Sara Duterte, yang telah dimakzulkan dari jabatan wakil presiden, mengatakan hal itu sedang dibahas oleh "pengacara ICC dan pengacara Filipina beliau".

Karena Duterte saat ini ditahan di Belanda, kemungkinan besar tugasnya sebagai wali kota akan dilaksanakan oleh wakil wali kota. Putranya, Sebastian Duterte, diperkirakan memenangkan posisi tersebut.

Baca Juga: Ribuan Warga Filipina Tuntut Pembebasan Duterte

Anak-anak dan cucu Duterte menyebut penangkapan terhadap ayah mereka sebagai bentuk “penculikan” oleh negara. Dalam sebuah video yang dirilis setelah penangkapannya, Duterte menyatakan bahwa ia akan bertanggung jawab atas kebijakannya.

Secara lebih luas, hasil pemilu bagi keluarga Duterte menunjukkan hasil yang beragam. Sara Duterte mengakui pada Senin malam, 12 Mei 2025 bahwa “hasilnya tidak seperti yang kami harapkan,” meskipun sekutu-sekutunya yang mencalonkan diri di senat tampil lebih baik dari hasil survei sebelumnya.

 Sara Duterte <b>(ANTARA)</b> Sara Duterte (ANTARA)

Sara Duterte tidak mencalonkan diri dalam pemilu kali ini, namun hasil pemilu akan menentukan nasib politiknya.

Ia telah dimakzulkan pada Februari atas dugaan penyalahgunaan dana dan pidato yang dianggap mengancam keselamatan presiden, ibu negara, dan ketua DPR.

Baca Juga: Duterte Siap Tanggung Jawab

Sara akan diadili oleh senat yang beranggotakan 24 orang, dan separuh dari kursi itu diperebutkan dalam pemilu Senin kemarin.

Jika dinyatakan bersalah oleh senat, ia akan dilarang menduduki jabatan publik, sehingga tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028.

Untuk memvonis pejabat yang dimakzulkan, senat membutuhkan dukungan dua pertiga suara, atau setidaknya 16 anggota.

Baca Juga: Dokumen ICC Ungkap Pemerintah Filipina Tahu Rencana Penangkapan Duterte

Hingga tengah malam, lima kandidat yang bersekutu dengan Duterte diperkirakan lolos ke senat, sementara pendukung Marcos diproyeksikan mendapatkan enam kursi, jumlah yang lebih rendah dari perkiraan. Seorang senator yang diketahui memiliki afiliasi dengan kedua keluarga, Marcos dan Duterte, dihitung sebagai kemenangan oleh kedua kubu.

Sementara itu, kandidat oposisi yang mengkritik kedua keluarga besar politik itu justru mencatatkan hasil di luar dugaan.

“Kami akan terus meminta pertanggungjawaban pemerintah, memperjuangkan isu-isu penting, dan bekerja tanpa lelah sebagai oposisi yang kuat dan konstruktif," kata Sara Duterte dalam pernyataan resminya.

x|close