Ntvnews.id, Jakarta - Presdien Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendapat tugas kehormatan dan mulia untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah khususnya menyangkut konflik militer Israel dengan Palestina. Adalah mendiang Paus Fransiskus yang meminta Megawati untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah dan menciptakan perdamaian di kawasan yang kerap 'panas' tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Militer Profesor Connie Rahakundini Bakrie saat menjadi narasumber dalam acara DonCast di Nusantara TV yang membahas kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke tiga negara Arab di tengah konflik militer Israel dengan Palestina.
"Saya kan sempat mendampingi perjalanan Ibu Mega saat Pope (Paus) yang lalu masih ada. Bagaimana kami itu berbicara tentang mewujudkan perdamaian Timur Tengah di mana Ibu Megawati itu diminta menjadi salah satu mantan kepala negara yang sangat disegani," kata Prof Connie Rahakundini Bakrie.
"Mungkin intinya adalah bagaimana UEA kemudian Israel kemudian juga Indonesia karena kita majority muslim dan beberapa negara itu Turki tentunya bagaimana mewujudkan perdamaian di di Timur Tengah ini. Tapi mungkin tidak two state solution. Ada banyak hal yang bisa diambil caranya dan itu yang sedang dicari polanya," imbuhnya.
Connie mengungkapkan salah satu cara yang akan ditempuh oleh Megawati Soekarnoputri untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah adalah dengan menghidupkan kembali spirit Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung yang melahirkan Dasa Sila.
"Tetapi salah satu yang saya tangkap Ibu itu malah akan mendorong tentang pentingnya kita revisit Asia Africa Conference. Jadi Dasa Sila Bandung itulah yang sebenarnya menurut Ibu menjadi kekuatan kita Indonesia. Tidak lagi Abraham Accord. Barangkali saja kita melahirkan terbososan untuk mempercepat proses perdamaian atau penyelesaian Timur Tengah," ujarnya.
Terkait kunjungan Donald Trump ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar tanpa singgah di Israel. Menurut Connie, lawatan Trump memiliki tujuan politik dan ekonomi. Melalui kunjungan ini Trump ingin membuat pengaruh AS tetap stabil di Teluk dan mengimbangi pengaruh Rusia dan China.
"Sebenarnya Trump ingin mendorong negara Arab ini menyerap pengungsi-pengungsi Palestina, tetapi dia menghindari tekanan langsung ke Israel. Karena dia enggak maulah dia langsung head to head dan ke Israel sehingga dia berharap atau akan masuk dengan ide transformasi Gaza," tuturnya.
Kenapa Trump tidak singgah di Israel?
"Netanyahu ini dianggap oleh Trump sekarang ini tidak kooperatif dalam gencatan senjata. Jadi mungkin Trump agak kesal karena Netanyahu menolak gencatan senjata. Kemudian dia juga menolak proyek relokasi Palestina. Jadi yang lebih mungkin juga membuat Trump marah itu adalah operasi militer tanpa batas di Gaza itu terus berlangsung sehingga Gaza semakin hancur. Dan apa dampaknya buat Amerika? Amerika kehilangan muka karena dia kok sepertinya engga mampu berperan dan dia kehilangan peran sebagai mediator. Itu membuat Trump kesal pasti," pungkasnya.
Selain Prof Connie Rahakundini, acara DonCast kali ini juga menghadirkan Guru Besar Politik Internasional UPH Aleksius Jemadu sebagai narasumber.
Simak selengkapnya analisis kedua narasumber terkait manuver Trump di Timur Tengah dan keberpihakan AS kepada Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu dalam video di bawah ini.
Acara DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer tayang setiap hari Kamis mulai pukul 20.00 WIB.