Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI P Mufti Aimah Nurul Anam mencecar Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo saat rapat dengar pendapat (RDP) di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 21 Mei 2025. Ini terkait kenaikan tagihan listrik usai program diskon 50 persen selesai.
Mufti lantas menanyakan apakah PLN berniat melindungi rakyat atau malah merampok rakyat. Sebab, kenaikan tagihan listrik tidak tanggung-tanggung, yakni meroket hingga 30-50 persen.
"Pak Darmawan, rakyat kita ini bingung hari ini, Pak. Setiap hari mereka deg-degan bahkan jantungan, mereka merasa listrik tiap hari naik, apalagi setelah program diskon. Setelah program diskon selesai, kemudian rakyat kita merasakan bahwa listrik naik dengan sangat fantastis 30-50 persen," ujar Mufti, Kamis, 22 Mei 2025.
"Maka harapan kami, ini perlu penjelasan dari Bapak, karena saya ini kadang mikir, Pak. PLN ini sebenarnya perusahaan negara yang melindungi rakyat atau merampok duit dari rakyat," imbuhnya.
Mufti mempertanyakan apakah tarif tersebut naik atau sebaliknya. Karena, bukan satu hingga dua pihak saja yang merasakan tingginya tagihan listrik. Ia pun meminta pihak PLN tidak berbohong jika memang tarif listrik itu sejatinya naik. Apalagi , ia merasa fenomena ini berbanding terbalik dengan penjelasan PLN yang menyatakan tarifnya normal.
"Maka kami ingin (Bapak) jelaskan di tempat ini, betul tidak listrik itu naik atau tidak? Jangan bohongin rakyat kami terus-terusan, Pak. Kalau tidak naik, nyatanya bukan satu dua orang, Pak, ribuan puluhan ribu rakyat kita yang merasakan bahwa ini naik," papar Mufti.
Ia pun mengingatkan, dalam situasi ekonomi saat ini, kenaikan tarif sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 tetap sangat memberatkan masyarakat. Bahkan, kata Mufti uang, Rp 1.000 pun sulit dicari untuk masyarakat berpendapatan rendah saat ini.
"Rakyat kami Rp 1.000 aja kadang enggak pegang, Pak. Mari sekali-kali gunakan akal sehat kita, hati nurani kita untuk memastikan setidaknya jujur, lah, sama rakyat ini. Kalau naik karena apa, atau karena kendala apa, yang penting perlu penjelasan kepada rakyat agar mereka tidak terus-terusan was-was atas hal ini," tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat mengeluhkan lonjakan tagihan listrik pada bulan Maret 2025, atau usai program diskon listrik selesai pada Februari 2025. Diskon listrik tersebut diberikan kepada pelanggan daya terpasang di bawah 2.200 volt ampere (VA).
Vice President Komunikasi Korporat PLN Grahita Muhammad menjelaskan, bahwa kenaikan tagihan listrik bisa disebabkan oleh pola pemakaian yang meningkat.