Ntvnews.id, Jakarta - Industri perhotelan di Ibu Kota menghadapi tantangan serius. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Khusus Jakarta (BPD PHRI DK Jakarta) pada April 2025, sebanyak 96,7 persen hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian selama kuartal pertama tahun ini.
Dari total responden survei tersebut, 66,7 persen menyebutkan bahwa penurunan terbesar berasal dari segmen pasar pemerintahan, sebuah sektor yang biasanya menjadi penyumbang okupansi signifikan untuk industri perhotelan.
Namun, kondisi ini tidak membuat Pemprov DKI Jakarta tinggal diam. Gubernur Pramono Anung menjelaskan bahwa berbagai strategi telah digencarkan untuk menahan laju penurunan ini.
"Ya, ini sudah menjadi hal yang diketahui. Dan kami di Jakarta dengan sekuat tenaga untuk menahan supaya tingkat hunianya itu tidak terus-menerus turun," kata Pramono saat ditemui di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Mei 2025.
Salah satu strategi andalan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta adalah menggelar berbagai event berskala besar, mulai dari konser musik, festival budaya, hingga ajang olahraga internasional.
Contohnya, Soundfest di Kemayoran, sukses mendatangkan sekitar 60 ribu penonton selama tiga hari. Menurut Pramono, sekitar 40 persen dari pengunjung tersebut berasal dari luar Jakarta, yang tentu membutuhkan akomodasi selama acara berlangsung.
Pramono Anung (Ntvnews.id/ Adiansyah)
"Contohnya, festival musik, olahraga, maraton, saya tiap hari ada. Dan itu memberikan dampak yang sangat positif bagi UMKM dan sekaligus bagi hotel," ungkapnya.
"Kayak kemarin terakhir Soundfest yang ada di Kemayoran, selama tiga hari, orang yang nonton 60 ribu. Mungkin sekitar 40 persen orang pendatang, bukan orang Jakarta.Dan mereka butuh hotel, mereka butuh tempat dan sebagainya," lanjut dia.
Selain itu, bulan Juni ini akan menjadi momentum penting bagi pelaku usaha perhotelan. Tiga acara lari besar akan digelar di Jakarta, yakni Half Marathon Jakarta, Jakarta International Marathon, serta satu lagi event berskala nasional yang belum diumumkan secara resmi.
Keterlibatan berbagai sektor, mulai dari pemerintah, pelaku industri kreatif, hingga komunitas olahraga dan musik, menjadi kunci utama dalam membangkitkan kembali pariwisata dan industri perhotelan di Jakarta.
Semangat kolaboratif ini diharapkan mampu menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan dan mendorong Jakarta tetap menjadi destinasi utama, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Termasuk bulan Juni ini kan ada tiga acara lari, mulai dari Hal Maraton Jakarta, Internasional Maraton, dan satu lagi saya lupa. Itu intinya adalah untuk apa sih? Supaya tetap aktivitas yang tinggi, hotelnya laku," pungkas Pramono Anung.