Menhan AS Sebut China Bakal Lakukan Hal ‘Tak Terduga’ di Indo-Pasifik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jun 2025, 09:52
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Logo Pentagon, markas pertahanan Amerika Serikat Logo Pentagon, markas pertahanan Amerika Serikat ((Antara))

Ntvnews.id, Singapura - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, mengeluarkan peringatan bahwa China tengah mempersiapkan diri dengan serius untuk menggunakan kekuatan militer demi mengubah keseimbangan kekuasaan di kawasan Asia. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat akan tetap mempertahankan kehadirannya di wilayah Indo-Pasifik.

Dilansir dari Reuters, Senin, 2 Juni 2025, pernyataan itu disampaikan Hegseth pada forum keamanan tahunan di Singapura, Sabtu, 31 Mei 2024, di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan pemerintah China terkait isu perdagangan, teknologi, serta pengaruh geopolitik di kawasan strategis dunia.

Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump telah memulai kembali perang dagang dengan China, memberlakukan pembatasan terhadap akses Beijing ke teknologi kecerdasan buatan, dan mempererat kerja sama pertahanan dengan negara-negara mitra seperti Filipina, yang saat ini tengah bersitegang dengan China mengenai sengketa wilayah.

"Ancaman dari China itu nyata dan bisa saja terjadi dalam waktu dekat," ujar Hegseth dalam pidatonya di forum Dialog Shangri-La yang dihadiri oleh para menteri pertahanan dari berbagai negara.

Baca Juga: Nasib Demokrasi Amerika Serikat

Menurutnya, China menunjukkan persiapan serius untuk menggunakan kekuatan militer guna merombak keseimbangan di kawasan Indo-Pasifik.

Ia juga menekankan bahwa militer China kini sedang meningkatkan kemampuannya untuk menyerang Taiwan dan secara aktif mengadakan latihan militer yang menggambarkan kesiapan menghadapi konflik sebenarnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, China telah memperkuat tekanan terhadap Taiwan dengan melangsungkan latihan militer berskala besar di sekitar pulau tersebut—aksi yang dinilai sebagai simulasi blokade atau bahkan potensi invasi.

"Amerika Serikat kini fokus pada upaya mencegah tindakan agresif dari China komunis," kata Hegseth, sembari mengimbau negara-negara sekutu dan mitra di Asia untuk segera memperkuat kemampuan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang kian nyata.

Baca Juga: China Stop Pembelian Pesawat Produk Amerika Serikat

Ia menyebut langkah-langkah Beijing sebagai sinyal bahaya yang harus disadari bersama, dengan menuduh China melakukan serangan siber yang membahayakan keselamatan publik, mengintimidasi negara-negara tetangganya, serta secara ilegal menguasai dan mempersenjatai wilayah di Laut China Selatan.

Perlu diketahui, China mengklaim hampir seluruh kawasan perairan strategis itu, yang menjadi jalur bagi lebih dari 60 persen arus perdagangan laut dunia, meski pengadilan internasional telah menyatakan klaim tersebut tidak sah.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara China dan Filipina di wilayah laut tersebut terus meningkat.

x|close