Ntvnews.id, Seoul - Pemungutan suara untuk pemilihan presiden Korea Selatan resmi dimulai pada Selasa, 3 Juni 2025, pukul 06.00 waktu setempat di 14.295 tempat pemungutan suara yang tersebar di seluruh negeri.
Pemilu ini digelar 60 hari setelah Mahkamah Konstitusi mencopot Presiden Yoon Suk Yeol dari jabatannya pada April lalu, menyusul keputusannya mendeklarasikan darurat militer di akhir tahun sebelumnya. Sesuai undang-undang, pemilu presiden wajib dilaksanakan dalam waktu 60 hari setelah keputusan pemakzulan dijatuhkan.
Dilansir dari Korea Times, presiden terpilih dari pemilu ini akan langsung dilantik pada Rabu, tanpa melalui masa transisi selama 60 hari sebagaimana biasanya. Masa jabatan presiden baru akan berlangsung hingga Juni 2030. Proses pemungutan suara akan berakhir pukul 20.00 malam.
Setelah TPS ditutup, kotak suara akan disegel dengan stiker antirusak dan lubang tempat memasukkan surat suara dikunci agar tidak bisa ditambahkan surat suara baru. Petugas pemilu akan membawa kotak suara tersebut ke pusat penghitungan dengan pengawalan polisi dan pengawas pemilu.
Sekitar 30 menit setelah TPS ditutup, sekitar 70.000 petugas pemilu akan mulai melakukan penghitungan suara di 254 pusat penghitungan di seluruh negara.
Gambaran jelas mengenai siapa pemenang pemilu diperkirakan akan mulai terlihat setelah lebih dari 70 persen suara dihitung, yang kemungkinan terjadi sekitar tengah malam.
Namun, waktu pengumuman proyeksi pemenang bisa bervariasi, tergantung pada tingkat partisipasi pemilih, kecepatan penghitungan suara di tiap lokasi, serta seberapa ketat persaingan antar kandidat.
Dalam pemilu presiden 2022, yang berlangsung sangat ketat hingga akhir, kemenangan Yoon baru diumumkan sekitar pukul 02.00 dini hari keesokan harinya.
Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan menyatakan jumlah pemilih yang memenuhi syarat pada pemilu kali ini mencapai sekitar 44,39 juta orang.
Berdasarkan sejumlah hasil survei opini publik yang dirilis pada Rabu, hari terakhir publikasi hasil survei sebelum pemilu, kandidat dari Partai Demokrat Korea yang berhaluan liberal, Lee Jae Myung, mencatat dukungan antara 45 hingga 49 persen.
Sementara itu, kandidat dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, Kim Moon Soo, berada di posisi kedua dengan dukungan sekitar 36 persen. Lee Jun Seok dari Partai Reformasi yang juga konservatif meraih dukungan sekitar 9 hingga 10 persen, sedangkan Kwon Young Gook dari Partai Buruh Demokrat Korea yang progresif mendapat dukungan antara 0,7 hingga 1 persen.
Pemungutan suara awal yang dilaksanakan Kamis dan Jumat lalu mencatat tingkat partisipasi tertinggi kedua dalam sejarah, yakni 34,74 persen, atau sekitar 15,42 juta orang yang telah memberikan suara.
Sebagai perbandingan, dalam pemilu presiden terakhir yang juga dipicu oleh pemakzulan, yaitu pemilu 2017 pasca pencopotan Park Geun-hye, tingkat partisipasi pemungutan suara awal tercatat 26,06 persen, dengan partisipasi akhir sebesar 77,2 persen.
Sementara pada pemilu presiden 2022, partisipasi pemungutan suara awal mencapai rekor tertinggi 36,93 persen, meskipun tingkat partisipasi keseluruhan hampir sama yakni 77,1 persen.