Ini Alasan Nadiem Pilih Chromebook yang Kini Dipersoalkan Kejagung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Jun 2025, 13:09
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Konferensi pers Nadiem Makarim terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek. (NTVNews.id) Konferensi pers Nadiem Makarim terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek. (NTVNews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan alasan pihaknya memilih Chromebook dalam pengadaan laptop di Kemendikbudristek. Chromebook, diklaim Nadiem lebih murah harganya.

Pemilihan Chromebook, juga berdasarkan kajian yang sudah dilakukan sebelumnya.

"Tim di Kemendikbutristek melakukan kajian mengenai perbandingan antara Chromebook dan operating system lainnya. Dan satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau spec-nya sama selalu 10-30% lebih murah," ujar Nadiem dalam jumpa pers di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Juni 2025.

Selain itu, sistem operasi dari Chromebook juga gratis. Hal ini berbeda dengan laptop lainnya.

"Dan bukan hanya itu saja operating system-nya Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampa Rp1,5 sampai Rp2,5 juta tambahan," kata dia.

Di samping itu, laptop seharga Rp5 juta per unit tersebut, juga bebas dari pornografi. Laptop jenis Chromebook itu juga tak bisa digunakan untuk bermain judi online (judol).

Keunggulan-keunggulan itu, didapat tanpa pengguna harus membayar kembali.

"Kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook-Chromebook ini, untuk melindungi murid-murid dan guru-guru kita dari pornografi, judi online, digunakan untuk gaming dan lain-lain, bisa terjadi tanpa biaya tambahan," papar dia.

"Sedangkan operating system lain akan ada biaya tambahan," imbuhnya.

Selain itu, laptop yang dibeli pihaknya juga bisa digunakan secara offline. Meski ada keterbatasan.

"Chromebook itu bisa digunakan secara offline, walaupun fiturnya terbatas," ucapnya.

Adapun pengadaan laptop senilai total Rp 9,9 triliun itu, dilakukan guna mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Metode belajar ini memang digunakan semasa pandemi COVID-19.

"Perangkat TIK itu juga menjadi alat peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Dan juga untuk pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer atau ANBK, yang menjadi instrumen sensus kami untuk mengukur capaian pembelajaran dan juga dampak daripada learning loss," jelas Nadiem. 

Diketahui, Kejagung menyidik kasus dugaan korupsi pengadaan laptop oleh Kemendikbudristek pada tahun 2019–2022 senilai Rp9,9 triliun. Harga laptop jenis Chromebook ini disebut lebih mahal dibanding harga sesungguhnya, yakni Rp10 juta per unit.

Serta, pengadaan laptop disebut diduga dipaksakan, karena tak sesuai kebutuhan atau kajian sebelumnya, di mana ada daerah yang tak memiliki akses internet. Sejumlah staf Nadiem lantas diperiksa dan digeledah kediamannya oleh penyidik Kejagung.

x|close