Ntvnews.id, Gaza - Militer Israel melaporkan bahwa satu perwira dan enam prajuritnya tewas setelah kendaraan lapis baja yang mereka tumpangi terkena ledakan alat peledak di wilayah selatan Jalur Gaza.
Dilansir dari AFP, Kamis, 26 Juni 2025, Insiden mematikan itu terjadi di bagian timur Kota Khan Younis dan menjadi salah satu kejadian paling berdarah bagi pasukan Israel sejak dimulainya operasi darat di Gaza pada Oktober 2023.
Peristiwa ini terjadi hanya sehari setelah gencatan senjata yang masih rapuh antara Israel dan Iran diberlakukan pada Selasa, 24 Juni 2025, menyusul konflik selama 12 hari.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut ketujuh anggotanya "gugur dalam pertempuran." Menurut laporan saluran televisi nasional Israel, Kan TV, alat peledak tersebut diarahkan ke kendaraan pengangkut pasukan lapis baja (APC), yang kemudian terbakar hebat akibat ledakan.
Baca Juga: Puluhan Orang Tewas Ditembak Israel Saat Tunggu Bantuan di Gaza Palestina
Pasukan di lapangan dilaporkan menggunakan buldoser D9 untuk menimbun kendaraan tersebut dengan pasir sebelum ditarik kembali ke wilayah Israel.
Pada hari yang sama, dalam kejadian terpisah, seorang prajurit dari Batalion 605 Brigade 188 mengalami luka serius dalam baku tembak di wilayah selatan Gaza, sebagaimana disampaikan oleh militer Israel.
Brigade al-Qassam, sayap militer dari kelompok Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Melalui pernyataan di saluran Telegram mereka, mereka menyebut telah menyergap pasukan Israel dan menyerang unit penyelamat dalam gelombang kedua.
Baca Juga: Israel Cegat Kapal Bantuan ke Gaza yang Bawa Greta Thunberg dan Aktivis Internasional
Salah satu pejuang mereka dikatakan merayap di bawah kendaraan lapis baja, memasang alat peledak, dan kemudian meledakkannya.
Dengan bertambahnya tujuh korban jiwa ini, total personel militer Israel yang tewas dalam operasi di Gaza sejak Oktober 2023 mencapai 878 orang, menurut data resmi. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 56.077 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan Israel dalam periode yang sama.