Ntvnews.id, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyampaikan bahwa pinjaman pemegang saham (shareholder loan) dari Danantara Indonesia senilai Rp6,65 triliun akan difokuskan untuk merestorasi armada pesawat yang selama ini berstatus tidak beroperasi (grounded).
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat sejumlah pesawat Garuda Indonesia yang grounded. “Berdasarkan data Garuda Indonesia terdapat sekitar 18 hingga 20 pesawat yang grounded,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan pesawat yang grounded menjadi beban karena tidak produktif. Oleh sebab itu, pinjaman tersebut difokuskan untuk mengaktifkan kembali armada. “Shareholder loan dari Danantara tersebut adalah upaya untuk memperbaiki, merestorasi, dan menghidupkan kembali armada-armada pesawat yang tadinya grounded dan menjadi sunk cost sehingga menjadi revenue generator (entitas yang menghasilkan pendapatan),” kata Reza.
Reza juga menyebutkan bahwa Garuda Indonesia menerima pinjaman dari Danantara sebesar Rp6,65 triliun yang masuk pada Juni, kemudian dicairkan secara bertahap mulai Juli hingga September tahun ini. Sebagian besar dana itu dialokasikan untuk mengoptimalkan armada Citilink. “Dari dana tersebut Citilink diproyeksikan akan mampu merestorasi 15 armada pesawatnya dan meningkatkan armadanya dari 21 armada menjadi 36 armada pada akhir tahun 2025,” jelasnya.
Baca Juga: Bos Garuda Indonesia Soal Rencana Merger dengan Pelita Air: Masih Tahap Penjajakan
Ia optimistis dampak positif dari langkah ini mulai terasa tahun depan. “Dan Insya Allah dampak positifnya mulai dirasakan tahun depan. Hal ini membutuhkan waktu bagaimana kita bisa menghidupkan dan kemudian kami memenangkan kompetisi dengan merangsek masuk kembali ke rute-rute yang menguntungkan (profitable),” tutur Reza.
Sebagai informasi, Danantara Indonesia melalui PT Danantara Asset Management (Persero) memberikan shareholder loan senilai Rp6,65 triliun atau setara 405 juta dolar AS kepada Garuda Indonesia.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menuturkan bahwa langkah ini menjadi bagian dari pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi perusahaan di bawah pengelolaan Danantara. “Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan, yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar 1 miliar dolar AS,” jelas Dony.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa dukungan transformasi ini bersifat menyeluruh. “Dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja,” tambahnya.
(Sumber : Antara)