Ntvnews.id, Seoul - Angka kelahiran di Korea Selatan (Korsel) tercatat meningkat selama 13 bulan beruntun seiring dengan bertambahnya jumlah pernikahan, berdasarkan data terbaru dari kantor statistik nasional yang dirilis Rabu, 24 September 2025.
Dilansir dari Yonhap, Kamis, 25 September 2025, menyebut jumlah bayi yang lahir pada Juli mencapai 21.803, naik 5,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan terus menunjukkan tren peningkatan sejak Juli tahun lalu, menurut Statistics Korea.
Tingkat kesuburan total, yakni jumlah anak yang diperkirakan akan dilahirkan seorang perempuan sepanjang hidupnya, naik 0,04 menjadi 0,80 pada bulan tersebut. Meski demikian, angka itu masih jauh di bawah level penggantian populasi sebesar 2,1 kelahiran per perempuan untuk menjaga kestabilan jumlah penduduk.
Baca Juga: Wamen P2MI Christina Aryani Lepas 244 Pekerja Migran ke Korea Selatan, Pesan Jauhi Judi Online
Data juga menunjukkan angka pernikahan naik 8,4 persen menjadi 20.394 pada Juli secara tahunan, sedangkan jumlah perceraian turun 1,4 persen menjadi 7.826.
Namun, kekhawatiran tetap muncul karena banyak generasi muda memilih menunda memiliki anak atau bahkan tidak ingin melahirkan sama sekali akibat tekanan ekonomi, termasuk harga rumah yang tinggi dan sulitnya lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Resmi Jadi Presiden, Lee Jae Myung Langsung Pegang Kendali Militer Korea Selatan
Tingkat kelahiran yang masih rendah menimbulkan risiko terjadinya jurang demografi, yakni penurunan drastis jumlah kepala rumah tangga yang berpotensi menekan konsumsi di masa depan.
Sementara itu, jumlah kematian pada Juli tercatat 27.979, turun 0,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan angka kematian yang tetap tinggi dan kelahiran yang relatif rendah, penurunan populasi alami pada bulan tersebut mencapai 6.175 jiwa.