Ntvnews.id, Jakarta - Arab Saudi bersama sejumlah negara Arab dan Muslim lainnya, termasuk Indonesia, menyampaikan kecaman keras terhadap dua rancangan undang-undang (RUU) Israel yang menyerukan aneksasi atau pencaplokan wilayah Tepi Barat.
Dilansir dari Al Arabiya, Sabtu, 25 Oktober 2025, kecaman tersebut disampaikan melalui pernyataan bersama setelah parlemen Israel, Knesset, memutuskan untuk meninjau dua RUU yang secara de facto akan mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.
"Arab Saudi, Yordania, Indonesia, Pakistan, Turki, Djibouti, Oman, Gambia, Palestina, Qatar, Kuwait, Libya, Malaysia, Nigeria, Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras pengesahan rancangan undang-undang ini oleh Knesset Israel," demikian isi pernyataan bersama yang dikutip dari Saudi Press Agency (SPA).
Negara-negara tersebut menilai langkah Israel merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”
Baca Juga: Israel Tunda Pembahasan RUU Aneksasi Wilayah Tepi Barat
Knesset pada Rabu, 22 Oktober 2025 waktu setempat, memutuskan untuk mempertimbangkan dua RUU yang secara efektif akan mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat — wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak tahun 1967.
Langkah ini bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance ke Israel pada Rabu, 22 Oktober 2025 dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Kamis, 23 Oktober 2025
Menanggapi hal itu, Vance menyebut tindakan parlemen Tel Aviv tersebut sebagai “political stunt” atau aksi politik yang tidak pantas dan menyinggung AS.
"Jika itu adalah political stunt, maka itu aksi yang bodoh, dan saya pribadi merasa sedikit terhina karena itu," ujarnya.
Baca Juga: Israel Blokade Kunjungan Delegasi Arab di Tepi Barat Palestina
Sementara itu, Rubio memperingatkan bahwa langkah Tel Aviv berpotensi mengganggu kesepakatan damai Gaza yang dimediasi oleh AS bersama Mesir dan Qatar. Kesepakatan itu sendiri berlandaskan pada rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.
"Jelas saya pikir presiden (Trump-red) telah menjelaskan dengan jelas bahwa itu bukanlah sesuatu yang dapat kami dukung saat ini, dan kami pikir itu berpotensi mengancam kesepakatan damai," tegas Rubio.
Trump pun angkat bicara dalam wawancara dengan majalah TIME pada 15 Oktober lalu, yang dipublikasikan pada Kamis, 23 Oktober 2025. Ia memperingatkan bahwa Israel berisiko kehilangan dukungan AS jika tetap melanjutkan rencana pencaplokan Tepi Barat.
"Itu tidak akan terjadi karena saya sudah berjanji kepada negara-negara Arab... Israel akan kehilangan semua dukungan Amerika Serikat jika hal itu terjadi," tegas Trump.
Anggota pasukan Israel terlihat selama operasi militer di Ramallah, Tepi Barat tengah, 16 September 2025. (ANTARA/Ayman Nobani/Xinhua.) (Antara)