Ntvnews.id, Jakarta - Lima ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Senin, 3 November 2025, siang, setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut. Peristiwa ini menyebabkan sedikitnya 42 siswa menjadi korban.
Dari jumlah tersebut, lima siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan sisanya diperbolehkan pulang. Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin, merinci kondisi korban berdasarkan tempat perawatan.
"RSUD Cileungsi 3 orang siswa (1 siswa dislokasi, 1 siswa sesak napas dan luka pada kaki, dan 1 siswa luka ringan), RS Hermina Mekarsari 2 orang siswa (2 korban patah tulang), Puskesmas Gunung Putri 20 orang (korban luka ringan dan luka di kepala), dan RS Kenari 17 orang siswa (luka pada bagian kepala, tangan, dan kaki),” ungkapnya.
Baca Juga: Siswa Sekolah Rakyat Akan Dapat Pelatihan 6 Bahasa Asing: Arab, Korea hingga Jerman
"5 siswa masih dirawat di RSUD Cileungsi dan RS Hermina. Sebanyak 37 siswa diperbolehkan pulang dari RS Kenari Medika dan Puskesmas Gunung Putri,” tambah Jalaludin.
Menurut Jalaludin, bangunan yang ambruk terdiri dari lima ruang kelas belajar dan satu laboratorium mesin. Laboratorium tersebut sedang digunakan untuk kegiatan belajar ketika hujan deras dan angin kencang melanda.
"Bangunan yang ambruk terdiri dari lima ruang kelas belajar dan satu laboratorium mesin yang tengah berkegiatan belajar," jelasnya.
Kronologi kejadian bermula ketika hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang mengguyur kawasan sekolah. Hujan dan angin yang ekstrem menyebabkan pohon tumbang dan menimpa bangunan kelas XI dan XII.
"Akibat kejadian tersebut, sebanyak lima ruang kelas mengalami kerusakan pada bagian atap bangunan. Saat peristiwa terjadi, beberapa siswa masih berada di dalam kelas menunggu hujan reda untuk pulang. Pohon yang tumbang menimpa bagian atap, dan material bangunan mengenai beberapa siswa sehingga menyebabkan korban luka akibat tertimpa reruntuhan," ujar Jalaludin.
Insiden ini menyoroti kondisi keamanan bangunan sekolah dan risiko bencana yang dapat terjadi saat cuaca ekstrem. Pihak berwenang tengah melakukan penanganan darurat untuk mengevakuasi korban dan menilai tingkat kerusakan bangunan.
            
 Atap SMKN 1 Gunung Putri Rubuh (Instagram)