Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah China menyatakan dukungan terhadap permintaan Venezuela untuk mengadakan sidang darurat Dewan Keamanan PBB menyusul tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"China mendukung permintaan Venezuela untuk mengadakan sidang darurat Dewan Keamanan PBB," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis, 18 Desember 2025.
Venezuela mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB untuk meminta sidang darurat terkait aktivitas militer AS di kawasan Karibia dan meminta DK PBB mengambil langkah sesuai Pasal 39 Piagam PBB guna memulihkan legalitas internasional.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahan Venezuela di bawah Presiden Nicolas Maduro sebagai "organisasi teroris asing" melalui akun Truth Social pada Selasa, 16 Desember 2025.
Venezuela disebut telah "sepenuhnya dikepung oleh armada terbesar yang dihimpun dalam sejarah Amerika Selatan." Trump menambahkan jumlah armada akan terus bertambah, dan "kejutan" tersebut akan menjadi yang "tak pernah dilihat sebelumnya" hingga pemerintah Venezuela mengembalikan kepada AS "semua aset minyak, tanah, dan aset lainnya yang dicuri oleh mereka."
Baca Juga: Maduro Minta Bantuan Militer Kolombia di Tengah Ketegangan Venezuela dengan AS
"China menentang semua tindakan unilateralisme dan intimidasi, dan mendukung negara-negara dalam membela kedaulatan dan martabat nasional mereka," tambah Guo Jiakun. Ia juga menegaskan, "Kami percaya komunitas internasional dapat memahami dan mendukung sikap Venezuela dalam melindungi hak dan kepentingannya yang sah."
Pada Rabu, 17 Desember 2025, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menelpon Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil Pinto.
"Yván Gil memberi penjelasan kepada Wang Yi tentang situasi terkini di Venezuela, menekankan bahwa pemerintah dan rakyat Venezuela akan dengan tegas membela kedaulatan dan kemerdekaan negara, dengan teguh melindungi hak-hak sah mereka serta tidak menerima ancaman politik kekuasaan dan intimidasi apa pun," demikian disebutkan dalam laman Kementerian Luar Negeri China.
Wang Yi menegaskan bahwa China dan Venezuela adalah mitra strategis yang saling percaya dan mendukung. "China menentang semua bentuk unilateralisme dan intimidasi dan mendukung semua negara dalam membela kedaulatan dan martabat nasional mereka. Venezuela berhak untuk secara independen mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara lain," tegas Wang Yi.
Baca Juga: AS Blokade Venezuela di Segala Arah
Selain itu, Trump juga memerintahkan blokade total terhadap semua kapal tanker minyak yang dijatuhi sanksi dan berlayar dari atau ke Venezuela. Selama empat bulan terakhir, pasukan AS mempertahankan kehadiran militer yang signifikan dan terus meningkat di Karibia, termasuk melakukan serangan terhadap kapal-kapal yang dicurigai terlibat perdagangan narkoba. Trump bahkan menyatakan militer AS dapat segera melakukan serangan darat di wilayah Venezuela.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara melalui telepon dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, menegaskan perlunya negara-negara anggota menghormati hukum internasional, khususnya Piagam PBB. Guterres juga menekankan pentingnya menahan diri dan menurunkan eskalasi ketegangan demi menjaga stabilitas kawasan.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu, 17 Desember 2025, meminta bantuan angkatan bersenjata Kolombia untuk bersekutu dengan Venezuela guna mencegah intervensi asing. Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez menyatakan melalui media sosial bahwa tidak ada kekuatan asing yang akan diberi minyak gratis atau hasil curian, menegaskan bahwa minyak negara itu milik rakyat Venezuela.
(Sumber: Antara)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun (ANTARA/Desca Lidya Natalia) (Antara)