Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Utama kepada Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.
Tanda kehormatan tertinggi negara itu diserahkan langsung oleh Presiden Prabowo kepada keluarga Hoegeng, yang diwakili oleh cucunya, Krisnadi Ramajaya Hoegeng (Rama), bersama sang istri Sheila R Hoegeng, dalam upacara di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025.
Momen penganugerahan berlangsung penuh khidmat. Saat nama Hoegeng disebut, pembawa acara menegaskan jasa besar mantan Kapolri periode 1968–1971 tersebut, yang dikenal luas sebagai pemimpin kepolisian bersih dan berintegritas.
“Beliau berjasa sangat luar biasa dalam bidang keamanan dan pelayanan masyarakat melalui kepemimpinan kepolisian yang dikenal bersih dan berintegritas. Penindakan tegas terhadap korupsi, perjudian, dan penyelundupan,” ujar pembawa acara. “Serta pelayanan publik yang humanis,” sambungnya.
Baca Juga: Prabowo Bentuk Badan Otorita Pantura untuk Tangani Giant Sea Wall
Jenderal Hoegeng dikenang publik sebagai figur polisi yang sederhana, jujur, dan tegas dalam menegakkan hukum. Komitmennya untuk menindak praktik korupsi, perjudian, hingga penyelundupan membuatnya menjadi simbol integritas institusi kepolisian. Penganugerahan dari Presiden Prabowo menegaskan bahwa nilai perjuangan Hoegeng tetap hidup, sekaligus menjadi teladan lintas generasi.
Bintang Republik Indonesia Utama merupakan tanda kehormatan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang memenuhi kriteria:
- berjasa sangat luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan bangsa dan negara;
- pengabdian dan pengorbanannya di berbagai bidang sangat berguna bagi bangsa dan negara;
- atau darmabakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional maupun internasional.
Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921, dan wafat di Jakarta pada 14 Juli 2004 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giritama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga: Prabowo Anugerahi Haji Isam Bintang Mahaputra
Ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia pada 1968–1971. Sosoknya dikenal luas oleh masyarakat karena keteguhan sikap, kesederhanaan hidup, dan keberanian menolak kompromi terhadap praktik-praktik yang mencederai hukum.
Hoegeng sering disebut sebagai “polisi paling jujur di Indonesia”. Ia tidak segan menindak penyelundupan, perjudian, maupun korupsi meski berhadapan dengan tekanan politik. Integritas dan keteladanannya menjadikan nama Hoegeng tetap harum hingga kini, bahkan setelah puluhan tahun purna tugas.