PMR PT Freeport Indonesia Percepat Hilirisasi Industri Logam Mulia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Mar 2025, 12:30
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kanan), dan Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas (tengah), usai peresmian secara simbolis pabrik pemurnian logam mulia atau Precious Metal Refinery (PMR) milik PTFI, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025) Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kanan), dan Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas (tengah), usai peresmian secara simbolis pabrik pemurnian logam mulia atau Precious Metal Refinery (PMR) milik PTFI, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, menyatakan bahwa fasilitas Precious Metal Refinery (PMR), yang diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, berperan dalam mempercepat program hilirisasi industri logam mulia nasional.

"Fasilitas PMR percepat hilirisasi industri logam mulia menjadi bahan baku industri lanjutan dan menciptakan efek berganda yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Tony, di Gresik, Jawa Timur, Selasa 18 Maret 2025.

Baca Juga : Menkes Puji Pengendalian Malaria PT Freeport

Tony menyebutkan bahwa fasilitas ini, yang dibangun dengan investasi sekitar 630 juta dolar AS atau setara Rp10 triliun, menerapkan teknologi hydrometallurgy, sebuah metode ekstraksi dan pemurnian logam mulia yang efisien dan efektif.

"PMR PTFI menjadi fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia yang mengadopsi teknologi tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa proses pemurnian di PMR terdiri dari lima tahap utama, yaitu pengambilan lumpur anoda (slime handling), pelarutan logam dengan asam klorida (chlorination), ekstraksi emas (gold recovery), perubahan fase emas menjadi bubuk murni (gold reduction), serta pencetakan emas murni dalam bentuk batangan.

Baca Juga : Prabowo Resmikan Pabrik Emas Freeport di Gresik: Indonesia Tak Hanya Jual Bahan Baku

Pada produksi perdananya pada 30 Desember 2024, PMR berhasil menghasilkan emas dengan tingkat kemurnian 99,99 persen.

Hingga 9 Maret 2025, produksi emas telah mencapai 1.062 ton dengan nilai sekitar Rp1,7 triliun, dan diproyeksikan mencapai 50 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp80 triliun.

Selain emas, PMR juga memproduksi perak dengan kadar kemurnian 99,9 persen dalam bentuk batangan seberat 1.000 ounces atau setara 31,1 kilogram.

Produk lainnya mencakup platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal, yang dipasarkan baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.

Baca Juga : Bahlil Umumkan Kuota Ekspor Freeport Sekitar 1 Juta Ton Konsentrat

Dalam kesempatan yang sama, PTFI menandatangani perjanjian jual beli emas dengan PT Antam sebanyak 30 ton per tahun, yang memperkuat upaya industrialisasi emas dalam negeri dari proses penambangan hingga produk akhir.

PTFI meresmikan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR), sebuah pabrik pemurnian logam mulia yang mengolah lumpur anoda menjadi emas dan perak batangan, serta menghasilkan logam berharga lainnya seperti platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal.

Dengan peresmian PMR, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia dan menegaskan perannya dalam industri logam mulia global.

(Sumber Antara)

x|close