Ntvnews.id, Kairo - Bangsa Mesir kuno dikenal luas dengan tradisi mengawetkan jenazah melalui teknik mumifikasi. Pada tahun 1919, arkeolog terkenal Howard Carter menemukan sebuah mumi yang kemudian dijuluki "Bashiri" atau "Yang Tak Tersentuh."
Hampir satu abad sejak penemuan itu di Lembah Para Raja, Luxor, tidak ada ilmuwan yang berani menyentuh mumi ini. Mengapa demikian?
Dilansir dari Euro News, Kamis, 8 Mei 2025, hingga kini identitas mumi tersebut belum diketahui karena kain pembungkusnya dianggap sangat istimewa dan rapuh. Membukanya berisiko merusak teknik mumifikasi unik yang tidak ditemukan pada mumi lain.
Teknik pembungkusan kain pembalseman ini menciptakan pola rumit di wajah mumi, menyerupai struktur arsitektur piramida Mesir.
Baca Juga: Mumi Berusia 5.000 Tahun Ditemukan!
Tingkat ketelitian dan keindahan pembungkus menunjukkan bahwa orang ini kemungkinan memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat Mesir kuno. Namun, karena metode yang digunakan begitu langka, para ahli memilih tidak membuka kain pembungkusnya agar tidak merusak warisan teknik mumifikasi tersebut.
Sebagai gantinya, para peneliti menggunakan metode non-invasif seperti pemindaian CT dan sinar-X untuk mengamati bagian dalam mumi tanpa merusaknya. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa mumi Bashiri adalah pria dengan tinggi sekitar 167 cm dan diyakini berasal dari era Ptolemeus, sekitar abad ke-2 hingga awal abad ke-3 SM—periode keemasan seni mumifikasi.
Saat ini, mumi tersebut disimpan di Museum Mesir, Kairo. Detil pada pembungkus kainnya, seperti pola menyerupai piramida dan dekorasi khusus, menandakan status tinggi jenazah semasa hidup. Misalnya, kuncir manik-manik berbentuk kepala elang di dada menunjukkan tanda kekayaan dan pengaruh.
Baca Juga: Peneliti Bongkar Bukti Arkeologis Keberadaan Yesus Kritus
Korset pembungkus tubuh mumi juga menggambarkan mendiang yang dikelilingi dewi Isis dan Nephthys, serta kehadiran empat putra dewa Horus. Bagian kaki mumi dihiasi gambar Anubis, dewa penguburan, yang mempertegas posisi penting sang mumi di masyarakat kuno.
Satu-satunya petunjuk mengenai identitasnya adalah tulisan tergesa-gesa di dinding makamnya, kemungkinan menyebut nama "Bashiri" atau "Neno." Namun, para ahli belum dapat memastikan mana yang benar.
Hingga kini, para ilmuwan masih terus menggunakan pendekatan non-invasif untuk mempelajari mumi tersebut, yang tetap menyimpan banyak misteri. Meskipun teknologi modern membantu membuka tabir sejarah, mumi Bashiri masih menjadi simbol teka-teki abadi dari peradaban Mesir kuno.