Mentan Amran: Implementasi B50 Akan Dorong Kenaikan Harga CPO Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Mei 2025, 19:00
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan rencana penerapan program bahan bakar B50 di Indonesia.

“Kami ekspor tahun lalu 26 juta ton (CPO). Kalau kami cabut 5 juta ton, berarti tinggal 21 juta ton. Harganya naik apa turun? Ya, naik,” ujar Amran saat ditemui usai acara syukuran cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 4 juta ton, di Jakarta, Jumat, 30 Mei 2025.

B50 merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran 50 persen biodiesel dan 50 persen solar fosil. Untuk mendukung program ini, pemerintah disebut membutuhkan sekitar 5,3 juta ton CPO.

Amran menjelaskan bahwa dari total ekspor CPO Indonesia yang mencapai 26 juta ton menurut data 2024, sebanyak 5,3 juta ton akan dialokasikan untuk kebutuhan produksi B50. Langkah ini diyakini akan memberi dampak langsung terhadap harga global mengingat dominasi Indonesia di pasar CPO dunia yang mencapai 65,94 persen.

“Kalau harga naik, berarti petani sejahtera, kan? Senang kalau petani sejahtera,” imbuhnya.

Ia juga memastikan bahwa langkah ini tidak akan mengganggu ekspor ke negara-negara mitra utama seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat. Menurutnya, kebutuhan ekspor ke dua wilayah tersebut masih dapat dipenuhi dari sisa produksi CPO Indonesia setelah dialihkan untuk B50.

“Masalah ekspor kita ke Eropa itu hanya butuh 2,3 juta ton. Amerika Serikat 1,7 juta ton. Tidak ada masalah ekspor,” jelas Amran.

Sementara itu, dari sektor energi, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menyampaikan bahwa Indonesia tengah bersiap untuk menerapkan B50 pada tahun 2026. Menurut Yuliot, pasokan Fatty Acid Methyl Ester (FAME), komponen utama biodiesel yang dihasilkan dari minyak nabati melalui proses transesterifikasi, sudah tersedia dan cukup untuk mendukung implementasi tersebut.

Yuliot juga menegaskan bahwa program ini tidak memerlukan perluasan lahan sawit baru.

“Tetapi, dengan adanya program replanting (penanaman kembali) yang dilakukan, ini mencukupi kebutuhan. Jadi, mungkin penambahan lahannya tidak terlalu besar,” katanya.

x|close