Diselenggarakan di pinggir pantai Bali yang menakjubkan, Festival Suara tidak hanya menjadi sebuah perayaan musik dan seni namun juga menjadi penanda dibukanya secara resmi Nuanu, sebuah wilayah kreatif yang visioner di Tabanan, Bali. Dengan luas 44 hektar, Nuanu memadukan seni, teknologi, dan alam untuk menghadirkan inspirasi bagi para pengunjung. Salah satu tujuan dari kehadiran Nuanu adalah untuk menjadikan Bali sebagai pusat gaya hidup yang berkelanjutan dan hormat pada nilai-nilai lokal, menggabungkan warisan budaya pulau tersebut sambil merangkul ekspresi artistik kontemporer.
Serta, berkomitmen untuk memberdayakan komunitas lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan menjadi tuan rumah acara internasional seperti Suara, Nuanu berharap mampu mendorong Bali sebagai destinasi kreativitas dan budaya terkemuka untuk menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Perayaan Keberagaman Seni
Komitmen Nuanu terhadap seni dan budaya terlihat dalam pembagian wilayah yang terkurasi dengan cermat. Pengunjung festival akan disuguhkan sembilan panggung unik yang terinspirasi budaya dan arsitektur Indonesia. Rangkaian acara seperti set DJ pada saat matahari terbenam di panggung tepi laut bernama Luna, pengalaman klub dalam gua imersif di Utopia, serta pertunjukan ekslusif di Elysium, bangunan yang terinspirasi oleh struktur gereja.
Festival Suara (istimewa)
Panggung utama, Garuda, akan menampilkan pertunjukan cahaya dan suara atau bebunyian yang spektakuler, sementara tempat suaka kreatif, Labyrinth, akan menjadi tuan rumah pertunjukan regional dan sesi rekaman. Selain musik, peserta dapat terlibat dalam diskusi-diskusi inspiratif serta program-program kesehatan dan kebugaran.
Pengunjung juga dapat menjelajahi berbagai instalasi dan karya seni yang menarik di dalam area Nuanu seperti Earth Sentinels oleh Daniel Popper dan Tower of Bhuma oleh Arthur Mamou-Mani, yang menggabungkan proyeksi pemetaan AI generatif dengan desain yang terinspirasi golden ratio.
Pembangunan Berkelanjutan dan Dampak Kemasyarakatan