Profil Jubilee Marisa, Penyanyi yang Diisukan Jadi Selingkuhan Ardhito Pramono

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Mei 2025, 13:25
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Jubilee Marisa Jubilee Marisa (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Belakangan ini, nama Jubilee Marisa menjadi sorotan publik setelah dikaitkan dengan isu perselingkuhan bersama musisi Ardhito Pramono. Kabar ini mencuat setelah Ardhito mengungkapkan dalam sebuah podcast bahwa ia pernah mengorbankan pernikahannya demi seorang wanita yang ternyata memiliki banyak pacar.

Meskipun tidak menyebutkan nama secara langsung, banyak netizen yang menduga bahwa wanita tersebut adalah Jubilee Marisa. Spekulasi ini semakin diperkuat dengan beberapa bukti yang ditemukan oleh netizen, seperti panggilan mesra "Pamun" dan "Bumun" yang digunakan oleh Ardhito dan Jubilee di media sosial.

Selain itu, keduanya diketahui memiliki tato bergambar bulan sabit yang identik, serta pernah berkolaborasi dalam lagu berjudul "Song About U" yang dirilis di platform SoundCloud pada tahun 2021. Nah, untuk lebih lengkapnya berikut ulasan mengenai sosok Jubilee Marisa.

Baca Juga: Korbankan Pernikahan Demi Selingkuhan, Cinta Ardhito Pramono Justru Habis di Mantan Istri

Profil Jubilee Marisa

Jubilee Marisa tengah mencuri perhatian sebagai salah satu musisi muda paling menjanjikan di Indonesia. Gadis kelahiran Jakarta, 7 Agustus 2003 ini tidak hanya dikenal karena suara dan lagu-lagunya yang menyentuh, tapi juga karena kepribadiannya yang kalem, visualnya yang khas, serta bakatnya yang meluas ke dunia seni rupa dan literasi.

Memulai langkahnya di dunia musik sejak kecil, Jubilee mulai belajar gitar secara otodidak sejak usia 10 tahun. Perjalanannya sebagai penyanyi profesional dimulai pada awal 2022 lewat rilisan debut bertajuk “twentysixteen.” Lagu ini menandai warna musik Jubilee yang khas: indie pop bernuansa liris dan intim, dengan aransemen sederhana namun mengena.

Sejak saat itu, ia terus produktif berkarya. Beberapa lagu lainnya yang dirilis termasuk “johnny forever” (2022), “good guys” (2023), dan “Sendiri” (2025). Lagu terakhir menjadi rilisan perdananya dalam bahasa Indonesia, dengan sentuhan musik pop jazzy yang melankolis.

Semua lagu yang dibawakannya merupakan hasil ciptaannya sendiri, menandakan kedalaman artistik dan kepekaan emosional yang kuat. Jubilee tidak sekadar bernyanyi—ia bercerita lewat lirik-lirik yang puitis dan menggugah. Dalam proses kreatifnya, Jubilee tampak tidak ingin terburu-buru mengejar popularitas. Ia tetap setia pada gaya musik dan ekspresi jujur yang mencerminkan dirinya.

Baca Juga: Jubilee Marisa Diduga Jadi Selingkuhan Ardhito Pramono

Tak hanya di bidang musik, Jubilee juga aktif sebagai ilustrator. Ia menampilkan karya-karyanya di akun Instagram khusus bernama @printilanubit. Di sana, penggemar bisa melihat sisi lain Jubilee: seorang seniman visual yang punya estetika kuat, dengan gaya gambar yang personal dan emosional.

Kecintaannya terhadap dunia visual berjalan seiring dengan minatnya pada literasi. Ia adalah mahasiswi Sastra Prancis di Universitas Brawijaya, Malang, dan kerap membagikan kutipan buku serta refleksi pribadi melalui media sosial.

“Gue udah yoga selama enam tahun,” ucap Jubilee dalam salah satu unggahannya, menunjukkan bahwa ia juga menjaga keseimbangan hidup lewat kegiatan yang menenangkan pikiran. Bagi Jubilee, kesehatan fisik dan mental adalah bagian penting dari proses kreatif, apalagi di tengah tekanan industri hiburan.

Baca Juga: Rela Tinggalkan Istri Demi Wanita Lain, Ardhito Pramono Malah Diselingkuhi

Gaya penampilannya juga menjadi ciri tersendiri. Rambut pendek bondolnya kerap menjadi ikon visual Jubilee di mata para penggemarnya. Ia tampil tanpa banyak gimmick, mengandalkan keaslian dan ketulusan. Kepribadiannya yang tenang dan merendah membuatnya disukai banyak orang, termasuk mereka yang mengenalnya dari kanal YouTube maupun TikTok pribadinya.

Meskipun beberapa waktu terakhir sempat terseret rumor tak sedap terkait selebriti lain, Jubilee tetap bersikap tenang dan memilih untuk fokus pada karyanya. Ia tidak pernah secara terbuka menanggapi isu-isu tersebut, dan publik pun lebih memilih untuk menghargai kontribusinya di bidang seni ketimbang larut dalam spekulasi.

x|close