Ntvnews.id, Jakarta - Menyusui bukan hanya memberikan air susu ibu (ASI), tetapi juga membangun hubungan emosional yang kuat antara ibu dan bayinya. Namun, pertanyaan sering muncul bagi ibu baru tentang proses menyusui: bagaimana cara menyusui dengan benar agar ASI lancar, bayi merasa nyaman, dan ibu tidak sakit? Agar para ibu yang membutuhkan panduan dapat menemukannya dengan mudah, Yuk! Simak panduannya di bawah ini.
1. Kenali Posisi Menyusui yang Nyaman dan Aman
Posisi menyusui sangat penting untuk kenyamanan ibu dan bayi. Posisi yang salah dapat menyebabkan lecet pada puting, kekurangan ASI, atau bahkan perut kembung. Para ahli menyarankan beberapa posisi menyusui berikut:
- Cradle Hold (Posisi Gendong Lengan): Posisi klasik di mana kepala bayi berada di lekukan lengan ibu. Cocok untuk ibu yang sudah terbiasa menyusui.
-
Cross Cradle Hold: Mirip dengan posisi cradle, namun tangan yang memegang bayi adalah tangan berlawanan dari payudara yang digunakan.
-
Football Hold (Posisi Football): Cocok untuk ibu yang melahirkan secara caesar, karena bayi tidak bersandar di perut.
-
Side-Lying Position (Berbaring Menyamping): Ideal untuk menyusui saat malam hari atau saat ibu ingin beristirahat.
Pastikan kepala dan tubuh bayi sejajar agar bayi mudah menelan, serta posisi hidung bayi sejajar dengan puting agar pelekatan (latch) maksimal.
2. Teknik Pelekatan (Latch) yang Benar
Pelekatan yang baik adalah kunci utama keberhasilan menyusui. Tanda latch yang benar antara lain:
-
Mulut bayi terbuka lebar.
-
Sebagian besar areola (area gelap di sekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, bukan hanya puting.
-
Dagu bayi menyentuh payudara.
-
Tidak terdengar bunyi “klik” atau hisapan berulang.
Jika bayi hanya mengisap ujung puting, ibu akan merasa sakit dan bayi tidak mendapatkan ASI secara optimal.
Baca juga: Manfaat Susu Kambing: Khasiat, Nutrisi, dan Kenapa Anda Harus Mencobanya
3. Perhatikan Tanda Bayi Lapar
Menangis bukanlah satu-satunya tanda lapar. Beberapa tanda awal bayi lapar meliputi:
-
Mengisap jari atau tangan.
-
Menggerakkan kepala ke kanan dan kiri (rooting reflex).
-
Membuka mulut dan menjulurkan lidah.
Respon segera saat tanda-tanda awal muncul akan membuat proses menyusui lebih tenang dan efisien.
4. Frekuensi dan Durasi Menyusui yang Ideal
Bayi baru lahir umumnya menyusu 8–12 kali sehari, atau setiap 2–3 jam sekali. Tidak perlu membatasi durasi menyusui; biarkan bayi menyusu hingga ia melepas payudara sendiri. Ini penting untuk memastikan bayi mendapatkan ASI awal (foremilk) dan ASI akhir (hindmilk) yang kaya lemak dan bergizi tinggi.
5. Jaga Kesehatan Ibu untuk Kualitas ASI
Cara menyusui yang benar tak hanya soal teknik, tetapi juga bagaimana ibu menjaga kondisi tubuh. Pastikan untuk:
-
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
-
Minum cukup air.
-
Menghindari stres.
-
Istirahat cukup, meskipun sulit dengan bayi baru lahir.
ASI diproduksi sesuai permintaan, jadi semakin sering menyusui, produksi ASI pun akan semakin lancar.
6. Konsultasi dengan Konselor Laktasi Jika Diperlukan
Jika mengalami kesulitan seperti nyeri terus-menerus, bayi tidak kenyang setelah menyusu, atau masalah lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi bersertifikat (IBCLC). Mereka dapat membantu ibu menemukan solusi spesifik dan personal.