Ntvnews.id, Jakarta - Prof. Zainal Muttaqien, Sp.BS, seorang ahli bedah syaraf Indonesia, menghadapi sebuah ironi dalam perjalanan profesionalnya. la diberhentikan dari Rumah Sakit Vertikal Kemenkes Kariadi karena dianggap "tidak layak", meskipun memiliki keahlian yang mumpuni dalam bidangnya.
Namun, tak lama setelah itu, Jepang justru mengakui keahliannya dan sejak 2021 mengangkatnya sebagai Professor Klinis di Universitas Kagoshima hingga tahun 2026. Kisah ini menggambarkan betapa seringnya talenta dalam negeri tidak dihargai, sementara di luar negeri mereka justru dilirik dan diberi tempat yang layak.
Dikutip dari akun lambe gosip, Dokter spesialis bedah saraf Zainal Muttaqin menceritakan kronologi pemecatannya pada 2023 di RSUP Kariadi Semarang. Zainal mengaku dipecat lantaran Menteri Kesehatan (Menkes) saat itu tersinggung atas tulisan-tulisannya di media massa.
View this post on Instagram
Situasi ini menyoroti masalah mendalam dalam birokrasi dan sistem yang ada di Indonesia, di mana sumber daya manusia (SDM) unggul sering kali tidak mendapat ruang untuk berkembang sesuai potensi mereka.
Alih-alih didorong untuk berinovasi dan berkontribusi di tanah air, banyak individu yang akhirnya harus mencari kesempatan di luar negeri untuk mendapatkan pengakuan dan tempat yang layak bagi keahlian dan integritas mereka. Padahal, jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat, mereka dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan negeri.
Ironi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh Indonesia dalam hal penghargaan terhadap SDM berkualitas. Negara perlu mengevaluasi sistem yang ada agar talenta-talenta terbaik di Indonesia bisa berkembang dan diberikan ruang untuk berkontribusi secara maksimal, bukan justru dipaksa untuk mencari pengakuan di luar negeri. Ini adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar potensi anak bangsa tidak hilang begitu saja.