Ruf mengatakan bahwa penggerebekan yang dilakukan pagi ini melibatkan berbagai kantor penegak hukum negara bagian dan kota.
Kementerian Dalam Negeri Austria mengatakan kedua tersangka telah terpapar radikalisasi di internet dan mempersiapkan serangan teroris. Ruf juga menyebut bahwa tersangka berusia 19 tahun tersebut telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS pada bulan Juli.
Ruf menambahkan bahwa bahan kimia ditemukan di rumah tersangka utama dan saat ini sedang diperiksa. Namun, belum ada rincian lebih lanjut tentang bahan kimia tersebut.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada CBS News bahwa polisi menemukan bahan kimia saat menangkap remaja berusia 19 tahun, tetapi tidak semua komponen yang diperlukan untuk membuat bom ditemukan.
Oleh karena itu, konser dibatalkan sebagai langkah pencegahan karena penyelidikan masih berlangsung untuk mencari kemungkinan konspirator lain yang terlibat dalam rencana tersebut.
Kanselir Austria, Karl Nehammer, menyebut pembatalan konser sebagai "kekecewaan besar bagi semua penggemar di Austria" dan menambahkan bahwa "ancaman ini telah diketahui sejak awal, dapat ditangani, dan tragedi dapat dihindari."
“Kita hidup di zaman di mana kekerasan digunakan untuk menyerang gaya hidup Barat. Terorisme Islam mengancam keamanan dan kebebasan di banyak negara Barat. Oleh karena itu, kita tidak akan melepaskan nilai-nilai kita seperti kebebasan dan demokrasi, tetapi akan mempertahankannya dengan lebih keras lagi,” tulis Nehammer di media sosial.