Johar, seorang anak petani asal Cilacap, Jawa Tengah, lulus cumlaude dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,75. (Dok.UGM)
Berawal dari kondisi ekonomi yang terbatas, Johar menghadapi berbagai tantangan dalam mengejar impiannya. Saat lulus SMP, sang ayah lebih memilih agar ia melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren, mengikuti jejak keluarga.
Namun, ibunya dan para guru di sekolah mendorongnya untuk melanjutkan ke SMA, dan Johar pun mengikuti saran tersebut. Di SMA N 1 Cilacap, Johar tidak hanya berhasil menjadi juara kelas tetapi juga aktif dalam berbagai kompetisi, termasuk Olimpiade Ekonomi.
"Selepas SMP benarnya Bapak ingin saya melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren karena keluarga semua ke pesantren. Namun ibu mendukung saya melanjutkan ke SMA karena melihat nilai-nilai saya saat SMP bagus, selalu juara kelas. Begitupun para guru di sekolah yang mendorong saya untuk melanjutkan ke SMA," ujarnya, dikutip dari laman UGM.
Menjelang akhir SMA, Johar bertekad untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Meski awalnya diterima di Universitas Diponegoro (Undip) melalui jalur SBMPTN, ia tidak berhenti berharap untuk bisa masuk UGM.
Dengan tekad yang kuat, Johar memanfaatkan jalur Ujian Mandiri (UM) dan diterima di Program Studi Akuntansi FEB UGM. Kabar ini sangat menggembirakan bagi Johar dan keluarganya, yang merayakan pencapaian ini dengan penuh syukur.
Selama kuliah di UGM, Johar menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) yang sangat membantunya secara finansial. Ia tidak hanya berfokus pada studi, tetapi juga aktif dalam berbagai kompetisi akuntansi dan meraih sejumlah penghargaan bergengsi, seperti 1st Runner Up di Audit Phoria 4.0 Politeknik Keuangan Negara STAN (2023), dan 1st Winner di Accounting Excellence Olympiad Politeknik Keuangan Negara STAN (2023).
Pengalaman magangnya di beberapa perusahaan juga memperkaya keterampilannya sebelum memasuki dunia kerja profesional.