Sebagai contoh konkret, Ridwan Kamil mengangkat kisah seorang warga Cilincing bernama Ade (21) yang hadir dalam debat. Dengan dua anak yang harus dihidupi, Ade sulit memiliki hunian yang layak di Jakarta.

"Ini dapat mengubur mimpinya untuk punya hunian yang layak di Jakarta. Untuk menyambung hidup susah, inilah akumulasi dari ketidakadilan tata ruang." ucap Ridwan Kamil.

Situasi tersebut, menurut Kang Emil, berbeda jauh dari kawasan Sudirman-Thamrin yang tampak megah dan bersih.

Sebagai solusinya, Ridwan Kamil menekankan pentingnya peran negara untuk hadir bagi masyarakat.