Nyarwi menilai, Gerindra dan juga Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak ingin benar-benar ketinggalan dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta.
"Saya pikir ini juga bagian dari upaya mensolidkan tidak hanya struktur jaringan politik yang pascapilpres, tetapi juga bagaimana Jakarta masih di pandang strategis meskipun bukan lagi ibu kota. Jakarta masih menjadi sentral berbagai hal termasuk ekonomi dan lain-lain. Peran Jakarta sangat dibutuhkan untuk menopang pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang," tambah Nyarwi.
Menurutnya, Gerindar bakal mencari calon terbaik yang bisa memenangkan peluangnya untuk Jakarta, meski ada risiko yang harus ditanggung Golkar.
"Tentu saja ada risiko-risiko terutama bagi Golkar, karena sebelumnya Ridwan Kamil diunggulkan di Jawa Barat, dan calon petahana yang namanya masih sangat kuat. Kalau misalnya digeser ke Jakarta, pertanyaannya adalah siapa kandidat lain dari Golkar atau barisan Koalisi Indonesia maju yang potensial untuk bisa diandalkan di Pilkada Jawa Barat," imbuhnya.
"Karena beberapa nama-nama seperti NasDem yang menjagokan Ilham Habibie. Tentu ini akan diikuti dengan nama-nama lain yang nanti dicalonkan partai-partai untuk masuk ke Jawa Barat.
Dia menambahkan, sejumlah daerah bakal menjadi pertarungan yang keras pada Pilkada 2024. "Saya kira nantinya Jakarta, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, akan menjadi medan pertarungan yang keras pada Pilkada mendatang," tukas Nyarwi.