Kepala BMKG Beberkan Strategi Modifikasi Cuaca

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Mar 2025, 03:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prof. Dwikorita Karnawati, menjelaskan strategi modifikasi cuaca yang diterapkan BMKG untuk mengurangi intensitas hujan di sejumlah wilayah.

Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa, Dwikorita mengungkapkan bahwa modifikasi cuaca ini direncanakan berlangsung hingga 8 Februari di daerah-daerah yang dianggap rawan, yaitu wilayah dengan daya dukung yang rendah dalam menerima curah hujan tinggi.

"Kami, BMKG akan melakukan modifikasi cuaca. Konsepnya adalah menghalangi awan-awan yang harusnya bergerak, bertiup ke area rawan itu dijatuhkan sebelum masuk ke area rawan. Jadi, dijatuhkan misalnya di laut, tidak dijatuhkan di darat," ujar Kepala BMKG di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek, BMKG: Kami Terus Berikan Peringatan Dini

Dwikorita menjelaskan bahwa proses ini dilakukan dengan cara memecah atau menurunkan kandungan air di awan agar tidak berkumpul menjadi massa awan yang besar, karena awan yang terkumpul dalam jumlah banyak dapat meningkatkan intensitas hujan secara signifikan.

"Kalau tidak diturunkan, maka awan-awan itu akan menggerombol, mengumpul, seperti yang kemarin terjadi itu kumpulan awan, kalau kita lihat dari satelit awan itu luasnya hampir seluas wilayah Provinsi Jawa Barat. Jadi, Provinsi Jawa Barat, dari satelit, sudah tertutup awan. Bahkan, sampai ke Lampung dan Palembang," jelasnya.

Dengan modifikasi cuaca, BMKG berusaha mencegah awan-awan yang terbentuk agar tidak berkembang menjadi kumpulan awan yang besar.

"Jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikit turunkan di waduk," tambah Dwikorita.

Baca Juga: Disebut Efisiensi Anggaran BMKG Capai 50 Persen, Istana: Tidak Benar

Beberapa wilayah yang menjadi prioritas dalam modifikasi cuaca ini meliputi daerah pegunungan di Jawa Barat.

"Untuk besok itu, prioritas di Jawa Barat, karena memang yang paling rentan di Jawa Barat, terutama di daerah pegunungan, di Puncak, awannya dari situ. Nanti, bisa jadi sumber banjir untuk ke hilir. Tidak hanya kena Jawa Barat, tetapi juga bisa mengalir ke arah utara, ke DKI (Jakarta) juga banjir, dikhawatirkan bisa begitu. Sungai-sungainya kan juga mengalir ke utara," ungkap Kepala BMKG.

Sejak awal pekan ini, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan Puncak, Bogor, serta wilayah Bekasi, Depok, dan Jakarta, menyebabkan beberapa sungai meluap dan mengakibatkan banjir di sejumlah daerah di Bekasi, Depok, serta beberapa bagian Jakarta.

x|close