Ntvnews.id, Jakarta - Tragedi gempa bumiyang mengguncang Myanmar pekan lalu terus memakan korban jiwa. Hingga Senin, 7 April 2025, jumlah korban tewas tercatat telah mencapai 3.600 orang.
Selain itu, sebanyak 5.017 orang mengalami luka-luka, dan 160 lainnya masih dinyatakan hilang, menurut laporan China Central Television (CCTV) yang mengutip otoritas Myanmar.
Bencana alam ini terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025, dengan kekuatan gempa mencapai 7,7 magnitudo. Guncangan hebat dari gempa tersebut tidak hanya dirasakan di Myanmar, tetapi juga menjalar hingga ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, India, Laos, Tiongkok, dan Thailand.
Baca juga: Myanmar Ucapkan Terima Kasih Atas Bantuan Kemanusiaan Tim INASAR
Gempa tersebut tergolong dangkal, sehingga dampaknya sangat merusak. Menurut pernyataan otoritas setempat, infrastruktur penting seperti jaringan pipa minyak bawah tanah mengalami kerusakan parah, sementara aliran listrik terputus di sejumlah wilayah terdampak.
Untuk mengatasi kelangkaan energi yang terjadi pasca bencana, pemerintah telah mendatangkan sejumlah tanker minyak guna memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat.
Sebagai bentuk solidaritas, berbagai negara turut memberikan dukungan kepada Myanmar. Rusia dan Belarus menjadi di antara negara-negara pertama yang mengirim bantuan kemanusiaan, termasuk menerjunkan tim penyelamat untuk membantu proses evakuasi dan penanganan korban.
Situasi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama internasional dalam menghadapi bencana alam berskala besar. Hingga saat ini, upaya penyelamatan dan penanganan darurat masih terus berlangsung di sejumlah wilayah terdampak. (Sumber: Antara)