Israel Murka pada Prancis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Apr 2025, 07:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Benjamin Netanyahu Benjamin Netanyahu (Istimewa)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk memberikan pengakuan terhadap Palestina sebagai sebuah negara. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari pihak Israel.

Dilansir dari AFP, Sabtu, 12 April 2025, Macron menyatakan bahwa keputusan resmi terkait pengakuan Palestina akan diambil pada bulan Juni mendatang.

Ia menyebut bahwa Prancis siap mengambil langkah pengakuan dalam beberapa bulan ke depan, dengan kemungkinan diumumkan dalam Konferensi PBB di New York. Langkah ini ditujukan sebagai upaya penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

"Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," ujar Macron kepada para jurnalis.

"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kita dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama ini oleh beberapa pihak," lanjutnya.

Ia menjelaskan alasan di balik keinginannya untuk mengakui Palestina. Macron ingin turut serta dalam gerakan kolektif yang diyakini dapat menciptakan keseimbangan di kawasan.

"Saya akan melakukannya karena saya yakin bahwa pada suatu saat nanti itu akan benar dan karena saya juga ingin berpartisipasi dalam dinamika kolektif, yang juga harus memungkinkan semua pihak yang membela Palestina untuk mengakui Israel pada gilirannya, yang banyak dari mereka tidak melakukannya," tambah Macron.

Ia juga menekankan bahwa pengakuan ini akan memperjelas posisi Prancis dalam menentang pihak-pihak yang menolak keberadaan Israel, seperti Iran, dan menunjukkan komitmen terhadap keamanan kawasan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shanin, menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, langkah Prancis bisa menjadi bagian dari solusi damai yang lebih luas.

"Pengakuan Prancis akan menjadi langkah ke arah yang benar sejalan dengan perlindungan hak-hak rakyat Palestina dan solusi dua negara," kata Shanin kepada AFP.

Namun, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menanggapi rencana Macron dengan kecaman keras. Ia menyebut pengakuan sepihak atas negara Palestina sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok ekstremis.

Baca Juga: Bertemu di Gedung Putih, Trump dan Netanyahu Bahas Gencatan Senjata Israel-Hamas

"Pengakuan sepihak terhadap negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam kenyataan yang kita semua tahu, akan menjadi hadiah untuk terorisme dan dorongan bagi Hamas," tulis Saar di media sosial X, Rabu, 9 APril 2025 malam waktu setempat.

"Tindakan semacam ini tidak akan membuat perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan kita semakin dekat -- tetapi sebaliknya: tindakan itu hanya akan semakin menjauhkannya," lanjutnya.

Hingga saat ini, hampir 150 negara di dunia telah mengakui negara Palestina. Pada Mei 2024, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol menyatakan pengakuan mereka, disusul oleh Slovenia pada bulan Juni. Gelombang pengakuan tersebut sebagian besar muncul setelah serangan Israel ke Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jika Prancis resmi mengakui Palestina, negara ini akan menjadi kekuatan Eropa paling berpengaruh yang mengambil langkah tersebut. Ini merupakan kebijakan yang selama ini ditolak Amerika Serikat, namun dianggap oleh sejumlah pihak sebagai cara penting untuk mewujudkan stabilitas di Timur Tengah.

Macron juga menegaskan kembali komitmennya dalam wawancara di stasiun televisi France 5 pada Rabu, 9 APril 202o, menyatakan Prancis siap melakukan pengakuan dalam beberapa bulan mendatang, termasuk saat konferensi PBB di New York.

Baca Juga: Netanyahu Akan Temui Trump untuk Bahas Gaza dan Iran

"Kami harus bergerak menuju pengakuan, dan kami akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," kata Macron.

Langkah ini juga menjadikan Prancis sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB pertama yang akan secara resmi mengakui Palestina sebagai negara.

"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama ini oleh beberapa pihak," ujar Macron.

Ia menambahkan, keputusan tersebut akan memperkuat posisi Prancis dalam menghadapi negara-negara yang menolak eksistensi Israel serta menunjukkan tekad untuk mendukung keamanan bersama di wilayah tersebut.

Diketahui bahwa Prancis secara konsisten mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara, terlebih setelah peristiwa penyerangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

x|close