Sejumlah Perusahaan Berlakukan Aturan Karyawannya untuk Santai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Apr 2025, 08:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi bekerja Ilustrasi bekerja (Pixabay)

Ntvnews.id, Beijing - Beberapa perusahaan di China mulai mengambil langkah baru terkait jam kerja karyawan, sebagai respons terhadap masalah sosial terkait jam kerja yang panjang di negara tersebut.

Di perusahaan elektronik rumah tangga Midea, perusahaan ini kini memberlakukan jam pulang wajib bagi staf dan karyawan serta larangan mengadakan rapat setelah jam kerja.

Perusahaan media sosial dan gim Tencent juga telah mengurangi waktu lembur di beberapa unitnya, yang berarti banyak pekerja tidak lagi bekerja di luar jam kerja normal.

Di perusahaan pembuat peralatan rumah tangga Haier, karyawan merayakan melalui media sosial pengenalan kebijakan lima hari kerja seminggu. Begitu juga dengan pekerja di DJI, produsen pesawat nirawak terbesar di dunia, yang mengungkapkan kegembiraan mereka terkait kebijakan baru yang mengharuskan kantor untuk dikosongkan sebelum pukul 9 malam.

Baca Juga: Airlangga: Tak Ada Alasan Lagi Pengusaha Kurangi Karyawan

"Tidak perlu khawatir lagi ketinggalan kereta bawah tanah terakhir, tidak perlu khawatir lagi membangunkan istri saat saya tiba di rumah," tulis seorang pekerja DJI yang sebelumnya sering bekerja hingga lewat tengah malam, dikutip dari Reuters, Kamis,17 April 2025.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, China mencatatkan minggu kerja rata-rata yang panjang, yaitu 46,1 jam pada tahun 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Korea Selatan yang mencatat 38,6 jam, Amerika Serikat 38 jam, dan Jepang 36,6 jam.

Data pemerintah China bahkan menunjukkan angka yang lebih tinggi, yakni 49,1 jam pada Januari, meningkat dari 46,2 jam pada April 2022, yang merupakan data pertama yang tersedia untuk umum. Peningkatan signifikan ini dapat dijelaskan dengan meningkatnya ketidakamanan pekerjaan, yang mendorong banyak orang untuk bekerja lebih banyak jam lembur.

Angka yang tinggi ini berkaitan erat dengan budaya "996", yang merupakan praktik bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu. Gaya kerja ini awalnya dipopulerkan oleh salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, dan telah menjadi bagian penting dari sektor teknologi di China selama 15 tahun terakhir.

Baca Juga: PT Yihong Novatex PHK 1.126 Karyawan Usai Mogok Kerja Selama 4 Hari

Namun, praktik ini mulai memicu penolakan publik. Sejumlah akun media sosial mulai mengkritik jam kerja panjang yang menciptakan masalah sosial baru bagi para pekerja.

Tidak hanya itu, Pemerintah China juga telah melarang tren kerja 996 yang memaksa karyawan bekerja dalam durasi yang panjang. Mereka bahkan mendefinisikan praktik ini sebagai ilegal.

Liu Xingliang, seorang analis industri independen yang berbasis di Beijing, menyatakan bahwa protes terhadap 996 ini kini mendapat perhatian dari perusahaan akibat penerapan aturan baru Uni Eropa, yang menyebutkan bahwa perusahaan tidak boleh menjual produk yang dibuat dengan kerja paksa, yang mencakup lembur yang berlebihan.

"Perusahaan-perusahaan besar ini takut kehilangan pesanan luar negeri karena pelanggaran," kata Liu.

Di sisi lain, ekonom China dari Jefferies, Shujin Chen, berpendapat bahwa perubahan ini tidak akan selalu berjalan lancar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kurangnya lapangan kerja, yang memicu ketidakamanan finansial.

"Pemerintah ingin orang-orang lebih banyak bersantai, lebih banyak berlibur, dan lebih banyak mengonsumsi," katanya. "Namun, jika Anda tidak memiliki penghasilan yang cukup, dan kesulitan mempertahankan pekerjaan, sangat sulit bagi orang untuk melakukannya."

x|close