"Jadi batasnya tanggal 10, 11, 12, atau 13 Dzulhijjah. Selebihnya itu tidak disebut kurban. Tapi disebut hadiah biasa," jelasnya.
Namun spirit tersebut kata KH Misbahul Munir tidak membatasi umat untuk membantu dan menolong sesama.
"Yang paling penting kita ini harus bisa mengakomodir orang-orang di sekeliling kita," tuturnya.
"Jadi kita punya prinsip Ku "Anfusakum Wa Ahlikum" artinya lingkungan kita, diri kita, keluarga kita. Kemudian teruah dan teruas. Itu prinsip," lanjutnya.
"Karena bagaimana pun juga. Jangan sampai kita peduli kepada orang di luar sana tetapi tetangga kita juga kelaparan. Itu salah juga," tukasnya.
Namun demikian, sambung KH Misbahul Munir, karena bagaimana pun juga hari ini kita hidup ditengah tengah masyarakat global.
'Kita ini tidak bisa menghindari pergaulan antar negara. Maka kepedulian tersebut sangat baik juga untuk disampaikan kepada umat Islam yang tampak hari ini sangat membutuhkan," pungkasnya.