BPOM Beri Izin Uji Klinis Tahap 3 Vaksin TBC Bill Gates di RI

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Mei 2025, 14:04
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala BPOM Taruna Ikrar ditemui di Kantor PBNU di Jakarta, Rabu (14/5/2025). Kepala BPOM Taruna Ikrar ditemui di Kantor PBNU di Jakarta, Rabu (14/5/2025). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan bahwa pihaknya memberikan izin uji klinis tahap 3 vaksin tuberkulosis (TB) M72 di Indonesia.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, ada sejumlah keuntungan bagi Indonesia yang pertama adalah pembaharuan dalam penanganan TB.

Menurutnya Indonesia adalah negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah India.

Saat ini pengobatan TB membutuhkan sejumlah obat yakni isoniazid, rifampicin, dan etambutol.

"Gabungan ketiga obat ini, mungkin karena pemakaiannya sudah sangat lama dan membutuhkan waktu lama, sehingga menyebabkan apa yang kita sebut dengan, kita belum bisa mengatakan itu resistensi, tapi kenyataannya seperti itu, susah sembuhnya," ucap Taruna, Kamis 15 Mei 2025.

Baca juga: Jasad Petugas Bank Keliling Subang Ditemukan dengan Luka Tusuk di Leher

Kemudian, vaksin yang ada saat ini adalah Bacillus Calmette-Guérin (BCG akan tetapi vaksin itu dinilai kurang efektif.

"Nah oleh karena itu, dengan penemuan teknologi baru ini, dengan hasil baru ini, kita berharap dampaknya akan bermanfaat bagi masyarakat kita di Indonesia yang menderita tuberkulosis tertinggi kedua di dunia," jelasnya.

Selain itu, partisipasi uji klinis vaksin tuberkulosis M72 bersama negara-negara lain akan dapat mengurangi impor bahan baku obat, karena mendapatkan bagian properti intelektual sehingga dapat diproduksi di Tanah Air.

Dia menyebutkan saat ini 94 persen bahan baku obat diimpor, sehingga dengan langkah tersebut akses terhadap vaksin dapat diperluas dan nyawa penduduk yang berisiko terkena TB dapat diselamatkan.

Hal ini karena penderita TB di Indonesia lebih dari 1 juta orang, bahkan hampir mencapai 2 juta.

Dia menyebutkan, ada sekitar dua ribu orang di Indonesia yang berpartisipasi dalam uji klinik tahap 3 ini, sedangkan secara global, ada sekitar 20 ribu.

Taruna juga memastikan bahwa orang-orang yang berpartisipasi ikut secara sukarela dan tidak dipungut biaya apapun.

Baca juga: Negara Dengan Hari Libur Terbanyak di ASEAN, Indonesia Peringkat Pertama

"Nah 2000 sampel itu nanti akan dilakukan double-blind. Double-blind itu artinya si penelitinya saja tidak tahu dia dikasih obat atau dikasih vehicle. Dengan konteks itu maka sangat-sangat saintifik," dia melanjutkan.

"Proses produksi setelah hasil uji itu akan menggandeng nanti Biofarma. Nanti, Biofarma dari Badan Pengawas Obat dan Makanan akan mengontrol good manufacturing practice-nya," ungkap Taruna. (Sumber:Antara)

x|close