Ntvnews.id, Amerika - Ben Cohen, pendiri merek es krim terkenal Ben & Jerry’s, ditangkap pada Rabu, 14 Mei 2025 saat melakukan aksi protes dalam sidang Senat Amerika Serikat di Capitol Hill. Cohen tidak sendirian.
Ia bersama enam demonstran lainnya diamankan karena menuduh para anggota Kongres AS terlibat dalam pendanaan bom yang menyebabkan tewasnya anak-anak di Gaza. Tuduhan tersebut disampaikan secara terbuka dalam ruang sidang, dilansir dari The Independent, Kamis, 15 Mei 2025.
Insiden itu terjadi saat Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Robert F Kennedy Jr. (RFK), sedang menyampaikan rancangan anggaran tahun 2026. Ketegangan mulai muncul ketika seorang pengunjuk rasa tiba-tiba berdiri dan berseru keras di tengah pemaparan RFK.
Ben Cohen kemudian turut menyuarakan protesnya, menyoroti kebijakan pemerintah AS yang ia nilai ikut bertanggung jawab atas kematian anak-anak Palestina melalui bantuan militer kepada Israel.
Cohen juga menyinggung rencana pemangkasan anggaran Medicaid—program asuransi kesehatan untuk warga miskin di AS. Ia menilai kebijakan tersebut hanya akan memperparah penderitaan anak-anak kurang mampu.
“Kongres membiayai bom,” teriak Cohen sebelum akhirnya ditangkap oleh petugas keamanan di lokasi.
Momen penangkapannya direkam dalam sebuah video yang kemudian diunggah ke akun X miliknya. Dalam unggahan itu, Cohen menulis bahwa ia telah menyampaikan kepada Kongres bahwa mereka “membunuh anak-anak miskin di Gaza dengan membeli bom.” Ia melanjutkan,
“Dan mereka membayarnya dengan mengeluarkan anak-anak miskin dari Medicaid di AS. Ini adalah tanggapan pihak berwenang,” tulisnya.
Ketua Komite Senator, Bill Cassidy dari Partai Republik asal Louisiana, segera memerintahkan Kepolisian Capitol untuk mengamankan para pengunjuk rasa. Mereka semua didakwa atas pelanggaran ringan.
Namun, khusus enam orang lainnya, mereka juga menghadapi dakwaan tambahan karena dianggap melawan saat ditangkap dan melakukan penyerangan di kantor polisi. Sementara itu, Cohen kemudian dibebaskan dari tahanan.
Ben & Jerry’s bukanlah perusahaan asing dalam dunia aktivisme. Selama bertahun-tahun, perusahaan ini dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu keadilan sosial dan politik. Mereka juga secara terbuka pernah mengkritik kebijakan pemerintah Israel, menjadikan perusahaan ini sebagai contoh nyata aktivisme di dunia bisnis.