Benjamin Netanyahu, pemimpin Israel yang menjadi target surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). (Antara)
Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung 'organisasi teroris Islamis yang melakukan pembunuhan.'
Tuduhan ini muncul setelah Macron mengkritik blokade bantuan yang diberlakukan Israel terhadap Gaza.
"Macron sekali lagi memilih berdiri di pihak organisasi teroris Islamis yang membunuh, serta menyebarkan propaganda yang tidak pantas dengan menuduh Israel melakukan pencemaran nama baik," demikian pernyataan resmi dari kantor Netanyahu, yang dikutip dari AFP, Jumat, 16 Mei 2025.
Dalam sebuah wawancara televisi pada Selasa, 13 Mei 2025, Macron menilai tindakan Perdana Menteri Israel tersebut sebagai sesuatu yang "tidak bisa diterima" dan "memalukan."
Baca Juga: Tolak Upaya Banding Israel, ICC Tegaskan Surat Penangkapan Netanyahu Tetap Berlaku
Sejak blokade bantuan dimulai pada 2 Maret 2025, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan kematian 57 anak akibat kekurangan gizi. Angka ini diperkirakan masih lebih rendah dari kenyataan dan kemungkinan akan terus bertambah.
Menurut data dari IPC, jika kondisi ini berlanjut, hampir 71.000 anak di bawah usia lima tahun diperkirakan akan mengalami kekurangan gizi akut dalam kurun waktu sebelas bulan ke depan.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
