Heboh Grup Facebook 'Fantasi Sedarah' Bagi Penyuka Inses, Ahmad Sahroni Buka Suara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Mei 2025, 10:31
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Grup Facebook Fantasi Sedarah Grup Facebook Fantasi Sedarah (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah komunitas daring di platform Facebook bernama Fantasi Sedarah tengah mengundang kemarahan publik setelah menjadi viral karena dugaan menyebarkan konten berbau seksual yang menyimpang, khususnya berkaitan dengan hubungan antar anggota keluarga sedarah.

Menurut laporan yang memantau percakapan warganet di platform X pada Kamis, 15 Mei 2025, grup ini mulai ramai dibicarakan setelah seorang pengguna dengan akun @bug_** mengunggah tangkapan layar dari unggahan anggota grup tersebut.

Dalam unggahan itu, tampak seseorang menyampaikan pernyataan sangat tidak pantas yang mengandung indikasi niat pelecehan terhadap anak kandungnya sendiri yang masih balita.

“Kata orang yang lihat anakku katanya mirip cewek Chinese. Umur baru 2 tahun tapi calon tinggi, kulit putih, hidung mancung, bibir mungil. Ingin rasanya aku mainin, tapi aku harus sabar nunggu umur 4 atau 5 tahun dulu,” tulis akun bernama Rieke di halaman grup tersebut

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, angkat suara dengan mendesak Kepolisian dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk segera menindak tegas keberadaan grup tersebut.

“Ini sangat menjijikkan. Karenanya saya minta Polisi dan Komdigi telusuri dan tindak para pengelola maupun anggota grup kotor tersebut," ujar Sahroni dalam keterangan tertulis pada Kamis, 15 Mei 2025.

Sebagai Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni menegaskan bahwa grup tersebut harus segera dihentikan agar tidak semakin memperburuk kondisi perilaku menyimpang di masyarakat. Ia memperingatkan, jika tidak dicegah, fantasi yang tercermin dalam grup itu berpotensi berubah menjadi tindakan kekerasan seksual yang menghancurkan korban.

"Kalau tidak kita hentikan dan sampai fantasinya jadi kenyataan, ini akan menyebabkan pidana kekerasan seksual yang luar biasa menghancurkan korban. Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian,” tegasnya.

Lebih jauh, Sahroni juga meminta agar pelaku inses tidak diberikan ruang, baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata. Semua jalur interaksi mereka harus ditutup agar perilaku menyimpang ini tidak berkembang.

"Dan kalau ada yang tahu di sekitarnya menyimpang seperti ini, wajib dilaporkan. Dengan maraknya kasus kekerasan seksual belakangan ini, saya yakin sudah waktunya kita juga melakukan tindakan pencegahan yang lebih ganas,” tutupnya.

x|close