Kemensos Ungkap 63 Sekolah Rakyat Siap Beroperasi Juli Mendatang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mei 2025, 17:52
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Prof. Dr. Agus Zainal Arifin dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5/2025). Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Prof. Dr. Agus Zainal Arifin dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5/2025). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementrian Sosial menegaskan bahwa sebanyak 63 Sekolah Rakyat siap beroperasi pada tahun ajaran Juli mendatang.

"Sampai 12 Mei kemarin, kami catat ada 63 titik yang mulai beroperasi pada Juli tahun ini. Insya Allah pertengahan Juli sudah dimulai," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Agus Zainal Arifin dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Baca Juga: Kemensos Pastikan Siswa Sekolah Rakyat Memenuhi Kriteria, Masuk DTSEN

Ia juga menyampaikan Sekolah Rakyat terdapat di Pulau Jawa sebanyak 34 titik, Sumatera 13, Sulawesi 8, Bali dan Nusa Tenggara 3 titik, Kalimantan 2 titik, Maluku 2 titik, dan Papua 1 titik.

Ada pun pemerintah menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat di titik lainnya secara bertahap.

"Minimal 100 Sekolah Rakyat harus dibangun setiap tahun, sehingga ke depan setiap kabupaten/kota dapat memiliki sekolah rakyat," ucap dia.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Agus menyampaikan bahwa penerimaan murid Sekolah Rakyat didasarkan pada kelengkapan administrasi calon murid, bukan pada kecerdasan atau kemampuan akademik.

"Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik, termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya 80 misalnya, juga tidak masalah, itu harus diterima," kata dia.

Hal itu, ucapnya, sejalan dengan tujuan keberadaan Sekolah Rakyat, yakni antara lain untuk memberdayakan masyarakat miskin, sehingga para murid merupakan mereka yang berasal dari kelompok miskin atau miskin ekstrem.

"Murid yang harus belajar di sini dibatasi bagi keluarga miskin ekstrem dan miskin atau pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dipilih desil 1 dan 2," ucap Agus.

(Sumber: Antara)

x|close